Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah menegaskan elemen masyarakat yang gemar menyebar propaganda mengganti ideologi Pancasila dan bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan ideologi dan bentuk negara lain tak punya tujuan lain kecuali ingin memecah belah bangsa Indonesia dan menghancurkan NKRI.
Ia mengatakan kemerdekaan bangsa Indonesia yang memasuki usia 75 tahun bukanlah sesuatu yang tiba-tiba jatuh dari langit, tetapi lebih merupakan hasil dari kristalisasi perjuangan para pahlawan dan syuhada bangsa.
Selain merebut dan mempersembahkan negara Indonesia merdeka, kata Basarah, para pahlawan bangsa itu juga memikirkan dan mewariskan sebuah dasar dan ideologi negara yang sesuai dengan kepribadian bangsa dan dapat mempersatukan bangsa Indonesia yang beragam suku, agama, etnis dan bahasa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dasar dan ideologi maha karya pendiri bangsa yang diwariskan kepada kita sejak Indonesia merdeka hingga saat ini adalah Pancasila. Ini adalah ideologi negara yang harus kita rawat, kita jaga, dan kita amalkan," urai Basarah dalam keterangannya, Senin (24/8/2020).
Hal itu diungkapkannya saat memberikan ceramah 4 Pilar MPR RI hasil ke 200 orang peserta dari Komunitas Penggemar Mobil Klasik di Gedung MPR, Minggu (23/8/2020).
Ketua Dewan Pertimbangan Pusat GM-FKPPI ini mengingatkan hancurnya negara-negara lain yang gagal mengelola perbedaan dan menjemput perkembangan zaman, kini tengah sibuk menyelesaikan konflik bersaudara di antara mereka, bahkan beberapa negara di antaranya sudah bubar alias tinggal nama dalam peta dunia.
"Agar tidak mengalami kehancuran akibat perang saudara seperti terjadi di negara-negara lain, bangsa Indonesia harus kokoh berpedoman kepada nilai-nilai Pancasila," ujarnya.
"Hanya Pancasila lah dasar dan ideologi yang cocok dan mempersatukan bagi bangsa Indonesia yang beragam suku, agama, dan golongan ini," jelas Basarah yang juga Dosen Pascasarjana Universitas Jember itu.
Ketua DPP PDI Perjuangan ini menjelaskan di antara negara-negara di dunia dapat menjadi bangsa lebih karena mereka berpegang teguh pada falsafah bangsa mereka sendiri.
Oleh karena itu, bangsa Indonesia juga dapat menjadi bangsa yang besar jika mau berpedoman pada falsafah bangsa Indonesia sendiri, yaitu Pancasila dan bukan menjiplak serta menerapkan falsafah bangsa lain.
"Mengapa ada begitu banyak produsen mobil yang tidak lagi diproduksi alias bangkrut, itu karena produsen tersebut tidak mampu membaca tanda-tanda zaman, tidak memahami sejarah masa lalunya dan ke depan serta gagal mengelola manajemen perusahaannya," ujarnya.
"Mengelola negara juga demikian, setiap bangsa yang mengabaikan sejarah bangsanya sendiri dan tidak mampu menyiapkan masa depannya dengan baik akan berujung pada kehancuran."
"Negara yang gagal mengelola dengan baik perbedaan masyarakatnya akan tercabik-cabik dalam perang saudara dan banyak yang akhirnya tinggal nama dalam peta dunia," pungkasnya.
Hadir dalam acara tersebut Ketua MPR Bambang Soesatyo, Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid dan Lestari Murdijat, Pembina Penggemar Mobil Klasik Komjen Pol (Purn) Nanan Sukarna dan Founder ESQ 165 Ary Ginanjar.
Tonton juga video 'Sambangi Saudi-Maroko, MPR Gagas Pembentukan Majelis Syuro Dunia':