Kini, Ahmad Dhani sudah berpikir maju ke Pilwali Surabaya 2020. Menilik ke belakang, musisi andal ini sempat ogah masuk politik.
Berikut ini catatan mengenai jejak politik Ahmad Dhani yang dikumpulkan dari pemberitaan detikcom hingga Selasa (18/8/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
View this post on InstagramA post shared by Ahmad Dhani Prasetyo (@ahmaddhaniofficial) on Jan 26, 2020 at 5:31pm PST
ADVERTISEMENT
Awalnya ogah politik
Pria bernama lengkap Ahmad Dhani Prasetyo ini lahir di Surabaya, Jawa Timur, 26 Mei 1972. Sejak kecil, Dhani suka bermain musik. Mulai era 1990-an, Dhani menjadi tenar lewat kelompok musik Dewa 19. Band itu sudah menelurkan album sejak 1992.
Ahmad Dhani sempat memantik kontroversi. Misalnya, soal sampul album 'Laskar Cinta' dari Dewa 19. Pada 25 April 2005, ormas FPI melaporkan Dewa 19 ke Polda Metro Jaya gara-gara sampul album itu mencantumkan kaligrafi berbunyi 'Allah'. FPI memandang Dewa menyalahgunakan lambang-lambang Islam.
Saat itu belum ada isu kuat bahwa Dhani akan berpolitik praktis. Dhani bahkan sempat menyatakan ogah berpolitik meski mengklaim sudah didekati Partai Golkar.
"Saya sih nggak berminat. Kalau saya mau, sudah dari dulu saya bisa jadi," ujar Dhani di gedung DPR, Senayan, Jakarta, 14 Mei 2012.
Tonton juga video 'Jerinx Sebut Agama itu Konspirasi, Ahmad Dhani: Belajar Sejarah Dulu':
Mulai mau
Niat politik Dhani mulai diketahui publik pada 2015. Politikus Fahri Hamzah yang saat dulu menjadi Wakil Ketua DPR dari PKS menasihati Dhani agar mengurungkan niat maju Pilkada.
"Dia nanya soal mau maju Pilkada, ya, saya bilang rugi dan bahaya," kata Fahri Hamzah kala itu. Ternyata niat Dhani terjun ke politik Pilkada sudah terdeteksi pada 12 Mei 2015.
Baca juga: Ahmad Dhani dan Peluang Jadi Politikus |
Dhani dan Fahri saat itu memang berada dalam kelompok politik yang sama, yakni pendukung Prabowo Subianto. Pada masa Pilpres 2014, Dhani mengambil sikap politik mendukung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Radjasa untuk menang melawan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla.
![]() |
Maju Pilkada Bekasi
Momentum Dhani benar-benar terjun politik secara kafah diungkap ke muka publik pada 18 September 2016. Saat itu, Dhani mendeklarasikan diri sebagai calon wakil bupati Bekasi mendampingi Sa'duddin sebagai calon bupati Bekasi.
"Saya Ahmad Dhani mulai hari ini resmi masuk ke dunia politik. Dikarenakan telah dilamar oleh Ustaz Sa'duddin, jadi saya sah jadi politisi karena dilamar oleh beliau. Selayaknya wanita yang dilamar, saya akan terus menjaga harkat dan martabat pemimpin saya," kata Dhani di Hotel Hom, Tambun, Bekasi, 18 September 2016. Namun, Sa'duddin dan Ahmad Dhani kalah di Pilbup Bekasi.
Saat isu penistaan agama yang dilakukan Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menyeruak, Dhani juga mengambil sikap politik. Dhani ikut aksi-aksi yang memprotes penistaan agama. Aksi itu digelar bersama FPI, ormas yang dulu sempat mempermasalahkan sampul album Dewa 19.
Dhani ikut Aksi 411 pada 4 November 2016, yang berujung rusuh. Bahkan pada malam harinya, Dhani dicokok polisi di Hotel Sari Pan Pacific Jakarta. Selain Dhani, ada tokoh politik lain yang ditangkap polisi, termasuk Rachmawati Soekarnoputri, Kivlan Zen, hingga Ratna Sarumpaet. Dhani akhirnya dipulangkan oleh polisi.
Penangkapan sejumlah tokoh politik pada malam itu terkait dugaan upaya makar, pelanggaran Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE), serta penghinaan terhadap penguasa di muka umum. Ahmad Dhani sendiri ditetapkan polisi sebagai tersangka kasus makar.
![]() |
Jadi kader Gerindra
Pada 18 Oktober 2017, Ahmad Dhani menjadi kader Partai Gerindra. Dia menerima kartu tanda anggota (KTA) Gerindra lewat konferensi dan temu kader Gerindra di Sentul International Convention Center, Bogor, saat itu. Kemudian, Dhani maju menjadi calon anggota legislatif (caleg) DPR tapi gagal melenggang ke Senayan.
Di Pilpres 2019, Dhani masih tetap setia mendukung Prabowo Subianto sebagai capres. Dhani ikut mendukung aksi #2019GantiPresiden.
Dhani kemudian diperkarakan orang gara-gara cuitan di Twitter. Cuitannya dinyatakan bernada ujaran kebencian. Pada 28 Januari 2019, Dhani divonis 1,5 tahun penjara. Namun Putusan MA Nomor 2048K/PID.Sus/2019 menyatakan Dhani dipidana selama satu tahun. Dalam perjalanannya, Dhani mendapat remisi satu bulan. Pada 30 Desember 2019 pagi hari, Dhani bebas dari Rumah Tahanan (Rutan) Cipinang Jakarta Timur.
Pilwalkot Surabaya?
Yang terbaru, Ahmad Dhani menyatakan memikirkan untuk maju ke Pilwalkot Surabaya. Hal ini dia ungkapkan sembari menepis video hoax bahwa dirinya hendak mencalonkan diri menjadi kepala daerah di Pasuruan.
"Kalo Surabaya masih mikir-mikir, kalau Pasuruan sama sekali nggak," kata Dhani saat dikonfirmasi detikcom, Senin (17/8) kemarin.
Elite Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, merespons kode Dhani soal Pilwali Surabaya. "Surabaya, kalau mau maju, ya silakan aja, asal semua persyaratannya terpenuhi," kata Dasco.