Sebuah video memperlihatkan kerumunan warga di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Prumpung. Banyak yang nongkrong di tempat yang tidak umum dijadikan tempat nongkrong ini. Gejala sosial ini bukannya tanpa sebab.
TPU Prumpung ada di Jalan DI Panjaitan, Jakarta Timur. Pengurus TPU Prumpung menjelaskan, anak-anak sekitar lokasi kesulitan mencari lapangan bermain. Apa lacur, kuburanpun menjadi lokasi melepas penat.
"Iya udah anggap ini sebagai lapangan, tempat main anak-anak saja. Karena lapangan nggak ada. Jadi otomatis mainnya kuburan," kata Pengurus TPU Prumpung, Emma, saat ditemui di lokasi, Minggu (16/8/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Emma mengungkapkan bahwa area makam ini sudah digunakan untuk bermain sejak tahun 1970-an. Alasannya, jika di wilayah lain kondisinya lebih berbahaya, sebab banyak mobil yang melintas. Di kuburan, semuanya sudah wafat dan tak ada mobil lewat. Orang yang hidup relatif lebih aman untuk bersantai di ruang terbuka ini.
"Kalau saya pikir-pikir sih ya, terjun di kuburan itu tahun '70, udah rame disini. Habis kalau main di luar susah, banyak mobil. Satu-satunya jalan main di kuburan, gitu," tuturnya.
Emma juga bercerita bahwa pihak kecamatan sudah sempat melihat. Namun, aparat kecamatan sudah bisa memaklumi keterbatasan ruang hidup ini. Anak-anak setempat nongkrong di kuburan bukan karena sangat suka nongkrong di kuburan, melainkan karena sudah tidak ada pilihan tempat lain lagi.
"Udah banyak, tanggapannya 'paling anak anak main layang-layang'. Sebab tempat mainnya udah nggak ada. Di depan udah digusurin, tempat ngumpul nggak ada yang tahu (ke mana lagi harus berkumpul -red)," ujar dia.
![]() |
Ngomong-ngomong soal aktivitas nongkrong bareng alias ngumpul, warga bernama Muhamad Isnan mengaku bahwa dirinya tidak takut dengan virus Corona, karena merasa kebal.
"Udah pada kebal kali. Buktinya aja nggak pakai masker," kata Isnan. Tentu saja, seharusnya semuanya mematuhi protokol kesehatan pendegahan COVID-19.
Baca juga: Pemprov DKI Targetkan RPTRA Ada di Setiap RW |
Isnan mengatakan bahwa dirinya sudah bermain di sini sejak kecil. Kuburan tak ubahnya lapangan biasa bagi dirinya.
"Kalau masalah kuburan nggak takutnya, udah biasa. Kita kecilnya disini. Dari jam jam 3 sampai jam 6 doang (sore hari). Jadi udah dianggap lapangan gitu," tandasnya.