Putra Amien Rais, Mumtaz Rais, ditegur oleh Wakil Ketua KPK Nawawi Pomolango saat menelepon dengan ponselnya di dalam pesawat. Perbuatan ini jelas melanggar aturan di dalam pesawat. Berikut adalah kisah-kisah dari mereka yang menggunakan ponsel di pesawat.
Pertama, ada seorang WNI ditegur di Singapura gara-gara menggunakan ponsel di pesawat. Kisah ini terjadi sekitar 2012, saat seorang WN Singapura memperingatkan WN Indonesia. Namun WNI yang ditegur itu malah marah-marah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seorang saksi bernama Rio Anugrah melihat insiden ini pada 2012 saat naik pesawat dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Singapura. Ada suara ribut-ribut di seberang tempat duduk Rio antara seorang WN Singapura dan warga Indonesia.
"Orang Singapura itu minta HP orang Indonesia dimatikan. Dia bilang, 'please turn off your phone'," kata Rio menceritakan kisah tersebut kepada detikcom, Jumat (7/6/2013).
Mendengar suara ribut-ribut, kru pesawat pun berdatangan. Mereka melerai kedua penumpang tersebut. Hingga akhirnya warga Indonesia tersebut mematikan ponselnya.
"Oke-oke saya matikan tapi caranya dong negur jangan gitu," ucap Rio menirukan penumpang yang menyalakan ponsel tersebut.
Kasus kedua, seorang perempuan di Florida, Amerika Serikat (AS). Peremuan itu ditegur awak kabin Spirit Airlines di Bandara Orlando.
Dirangkum detikcom dari berbagai sumber, Rabu (10/4/2019), penumpang wanita tersebut marah-marah setelah ditegur awak kabin untuk mematikan ponsel karena pesawat akan lepas landas.
Dia mengumpat kata-kata kasar. Bahkan, dia berjoget twerking (memakai rok) dan menunjukkan bagian pantatnya ke arah penumpang.
Akhirnya, penumpang wanita tersebut dikeluarkan dari pesawat oleh awak kabin. Para penumpang lainnya pun bersorak kegirangan karena mereka juga geram oleh perilaku penumpang wanita itu.
Pihak maskapai Spirit Airlines tidak memberi tahu kelanjutannya. Kabarnya, penumpang wanita itu dalam keadaan mabuk.
Kasus ketiga, ada pula seorang pramugari yang dilaporkan mengaktifkan ponsel di pesawat. Cerita pramugari yang menyalakan ponsel di dalam pesawat itu diungkapkan oleh salah satu pembaca detikcom. Pramugari tetap menggunakan ponselnya sembari BBM-an.
"Pernah juga naik pesawat kebetulan pramugarinya salah satu temen dari temen serombongan (saya). Di perjalanan, saya diajak ke galley, dijamu di sana. Diajak foto-foto. Eh, salah satu pramugari ternyata lagi BBM-an," ujar Herry dalam surat elektroniknya kepada detikcom, Kamis (6/6/2013).
"Waktu saya tanya 'bukannya nggak boleh', dengan santai dia bilang 'nggak apa-apa, udah biasa'. Waduuuh...," kata Herry.
Tak hanya menemui pramugari bandel, Herry juga mengatakan dirinya pernah berjumpa dan menegur penumpang bandel. Saat melihat penumpang yang masih asyik menggunakan BlackBerry saat di atas pesawat, Herry pun mengadukan hal ini kepada pramugari.
"Dihampirilah itu penumpang, ditegur. Si penumpang bilang itu udah di-switch ke flight mode. Dengan santainya pramugari di depan penumpang tadi ngomong ke saya, 'udah aman, Pak'. Kan jadi ketahuan siapa yang ngelaporin. Huh," ceritanya.
"Itu sih pengalaman nemuin penumpang dan crew bandel ber-HP-BB ria di pesawat," tutupnya.
Sebelumnya, keributan yang melibatkan Mumtaz ini terjadi pada penerbangan Gorontalo-Makassar-Jakarta pada Rabu (12/8/2020) yang lalu. Saat itu tiba-tiba Mumtaz Rais ditegur oleh Pimpinan KPK Nawawi Pomolango karena melakukan panggilan telepon ketika pesawat tengah mengisi bahan bakar.
Persoalan berbuntut panjang lantaran Mumtaz Rais tidak mengindahkan teguran Nawawi dan justru menanyakan identitas Nawawi. Saat itu juga, Mumtaz Rais menyebut dirinya tengah bersama pimpinan Komisi III DPR RI.
Seketika pimpinan Komisi III DPR RI lantas menenangkan keduanya. Lalu diketahuilah Nawawi merupakan pimpinan KPK. Mumtaz tak tahu kalau Nawawi adalah Wakil Ketua KPK. Politikus PAN itu mengaku khilaf atas perbuatannya dan meminta maaf.
"Atas nama pribadi, saya memohon maaf yang sebesar-besarnya atas kegaduhan yang terjadi, menyusul peristiwa di kabin pesawat Garuda rute Gorontalo-Makassar-Jakarta. Saya mengaku khilaf dan telah melakukan tindakan yang tidak sepantasnya. Pada saat itu saya sedang mengalami kelelahan dan terpancing emosi. Namun tetap tindakan itu tidak dapat dibenarkan dan saya meminta maaf sebesar-besarnya," kata Mumtaz kepada wartawan, Sabtu (15/8) kemarin.