KPK: Yang Dilakukan Nawawi Pomolango ke Mumtaz Rais, Perlu Dicontoh

KPK: Yang Dilakukan Nawawi Pomolango ke Mumtaz Rais, Perlu Dicontoh

Matius Alfons - detikNews
Sabtu, 15 Agu 2020 08:00 WIB
Ali Fikri
Foto: Ari Saputra
Jakarta -

KPK memuji tindakan pimpinan KPK Nawawi Pomolango yang berani menegur Ketua DPP PAN Mumtaz Rais di atas pesawat Garuda Indonesia gara-gara persoalan telepon KPK menyebut tindakan Nawawi mementingkan keselamatan penumpang lain perlu dicontoh.

"Tentu apa yang dilakukan NP (Nawawi Pomolango) harus pula diikuti oleh setiap penumpang untuk saling mengingatkan sesama penumpang lain dalam penerbangan demi keselamatan bersama," kata Plt Juru Bicara KPK, Ali Fikri kepada wartawan, Jumat (14/8/2020).

Ali menyebut sebetulnya insiden Nawawi dengan Mumtaz Rais tidak perlu terjadi jika seluruh penumpang yang ada saat itu memiliki kesadaran. Terlebih menerima jika melakukan kesalahan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Insiden yang terjadi di penerbarangan tersebut seharusnya tidak perlu terjadi jika seluruh penumpang memiliki kesadaran bersama dan bersedia diingatkan jika melakukan kekeliruan, Pak Nawawi sudah menyampaikan bahwa hal ini bukan masalah pribadi beliau, tetapi agar menjadi pembelajaran bagi kita semua untuk patuh pada aturan yang berlaku," ucapnya.

Ali juga menyebut apapun jabatan yang dimiliki bukan jadi alasan untuk tidak mematuhi etik dan hukum. Menurutnya justru pejabat publik lah yang wajib memberikan contoh.

ADVERTISEMENT

"Yang juga paling penting, apapun jabatan kita bukan berarti membuat kita dikecualikan dari kewajiban etik dan hukum agar patuh pada peraturan yang berlaku. Justru pejabat publik wajib memberikan contoh integritas dalam hal apapun," ujar Ali.

Keributan ini disebut terjadi pada penerbangan Gorontalo-Makassar-Jakarta pada Rabu (12/8) yang lalu. Saat itu tiba-tiba Mumtaz Rais ditegur oleh Nawawi karena melakukan panggilan telepon ketika pesawat tengah mengisi bahan bakar.

Persoalan berbuntut panjang lantaran Mumtaz Rais tidak mengindahkan teguran Nawawi dan justru menanyakan identitas Nawawi. Saat itu juga, Mumtaz Rais menyebut dirinya tengah bersama pimpinan Komisi III DPR RI.

Seketika pimpinan Komisi III DPR RI lantas menenangkan keduanya. Lalu diketahuilah Nawawi merupakan pimpinan KPK.

Klarifikasi PAN

Wasekjen PAN Irvan Hermawan, yang ikut serta bersama Mumtaz Rais dalam pesawat tersebut, membela Mumtaz Rais, yang disebut menggunakan handphone di dalam pesawat. Menurut Irvan, keributan antara Mumtaz Rais dan Nawawi sebenarnya sudah diselesaikan di atas pesawat.

"Penggunaan HP yang dilakukan oleh saudaraku Mumtaz Rais itu pada saat pesawat berhenti di Bandara Ujung Pandang, Makassar, untuk transit. Pesawat dalam keadaan kosong kecuali penumpang transit, bukan saat boarding," kata Irvan, Jumat (14/8).

"Pada saat saudaraku Mumtaz Rais menggunakan HP dan diminta dimatikan oleh kru pesawat (pramugari) memang terjadi perdebatan, termasuk perdebatan dengan Bapak Nawawi Pomolango. Namun masalah ini sudah bisa diselesaikan secara baik pada saat itu juga oleh pimpinan rombongan Bapak Pangeran Khairul Saleh, yang duduknya di pesawat dekat dengan Mumtaz Rais dan Pak Nawawi Pomolango," ucap Irvan.

Sementara itu, Dirut Garuda Irfan Setiaputra menyebutkan keributan dipicu oleh salah satu penumpang kelas bisnis yang kedapatan menggunakan handphone saat pesawat sedang boarding di Gorontalo dan ketika pesawat tengah melakukan refueling sewaktu transit di Makassar.

Kejadian ini kemudian didengar oleh penumpang lain yang juga duduk di kelas bisnis. Penumpang tersebut kemudian ikut menegur sehingga terjadi adu argumen.

"Adapun atas laporan salah satu penumpang yang terlibat adu argumen, kejadian tersebut saat ini tengah ditangani oleh pihak berwajib. Garuda Indonesia juga akan menghormati proses hukum yang berjalan termasuk secara kooperatif akan memberikan informasi lebih lanjut bilamana dibutuhkan," ungkap Irfan.

Halaman 2 dari 2
(maa/dkp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads