Sentilan Jokowi untuk yang Merasa Paling Agamis-Pancasilais

Round-Up

Sentilan Jokowi untuk yang Merasa Paling Agamis-Pancasilais

Tim Detikcom - detikNews
Sabtu, 15 Agu 2020 07:49 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersiap menyampaikan pidato dalam rangka penyampaian laporan kinerja lembaga-lembaga negara dan pidato dalam rangka HUT ke-75 Kemerdekaan RI pada sidang tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR-DPD di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (14/8/2020). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/pras.
Foto: Presiden Jokowi di Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR-DPD. (ANTARA FOTO/AKBAR NUGROHO GUMAY).
Jakarta -

Pada Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR-DPD, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memotivasi semua pihak untuk tak putus asa menghadapi pandemi virus Corona (COVID-19) yang menyebabkan krisis di Indonesia. Tak hanya itu, Jokowi juga sempat berbicara mengenai demokrasi di Indonesia hingga menyentil pihak-pihak yang merasa paling agamis dan Pancasilais.

Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR-DPD digelar di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (14/8/2020). Jokowi menegaskan, demokrasi di Indonesia menjamin kebebasan dan menghargai hak orang lain.

"Demokrasi memang menjamin kebebasan, namun kebebasan yang menghargai hak orang lain. Jangan ada yang merasa paling benar sendiri, dan yang lain dipersalahkan. Jangan ada yang merasa paling agamis sendiri. Jangan ada yang merasa paling Pancasilais sendiri," ujar Jokowi seperti disiarkan saluran YouTube Sekretariat Presiden.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jokowi tak menyebut siapa pihak yang merasa paling agamis dan Pancasilais. Namun ia menyindir pihak-pihak yang memaksakan kehendak karena merasa paling benar.

"Semua yang merasa paling benar dan memaksakan kehendak, itu hal yang biasanya tidak benar," kata Jokowi.

ADVERTISEMENT

Jokowi mengatakan bahwa bangsa Indonesia menjunjung tinggi kebersamaan serta penuh toleransi. Dengan demikian, masa-masa krisis karena pandemi ini bisa ditangani.

"Kita beruntung bahwa mayoritas rakyat Indonesia, dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote, menjunjung tinggi kebersamaan dan persatuan, penuh toleransi dan saling peduli, sehingga masa-masa sulit sekarang ini bisa kita tangani secara baik," kata Jokowi.

Presiden mengatakan penegakan nilai-nilai demokrasi tidak bisa ditawar. Demokrasi di Indonesia, kata Jokowi, harus berjalan dengan baik.

"Penegakan nilai-nilai demokrasi juga tidak bisa ditawar. Demokrasi harus tetap berjalan dengan baik, tanpa mengganggu kecepatan kerja dan kepastian hukum, serta budaya adiluhung bangsa Indonesia," tegas Jokowi.

Jokowi juga berbicara soal perilaku media saat ini. Menurutnya, media tidak seharusnya dikendalikan untuk mendulang 'klik' semata.

"Semestinya perilaku media tidak dikendalikan untuk mendulang klik dan menumpuk jumlah like, tapi seharusnya didorong untuk menumpuk kontribusi bagi kemanusiaan dan kepentingan bangsa," ujarnya.

Selain itu, Jokowi mengatakan bahwa nilai-nilai luhur Pancasila tidak bisa dipertukarkan. Begitu pula dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta persatuan dan kesatuan nasional.

"Kita tidak bisa memberikan ruang sedikit pun kepada siapa pun yang menggoyahkannya," kata Jokowi.

Dalam pidatonya, Jokowi mengajak bangsa melakukan lompatan besar dan mengambil momentum dari krisis akibat virus Corona. Tak tanggung-tanggung, penekanan Jokowi soal pentingnya 'membajak momentum krisis' saat pandemi Corona disampaikan tiga kali saat pidato di Sidang MPR/DPR/DPD.

Selain soal 'membajak momentum krisis', Jokowi juga menekankan mengenai perlunya melakukan lompatan besar saat pandemi Corona. Ia juga mengaitkan pidatonya itu dengan seruan para pemuka agama dan tokoh budaya untuk menjadikan momentum pandemi ini menjadi kebangkitan baru.

"Krisis memberikan momentum bagi kita untuk mengejar ketertinggalan, untuk melakukan transformasi besar, dengan melaksanakan strategi besar. Mari kita pecahkan masalah fundamental yang kita hadapi," kata Jokowi.

"Kita lakukan lompatan besar untuk kemajuan yang signifikan. Kita harus bajak momentum krisis ini. Kita harus serentak dan serempak memanfaatkan momentum ini. Menjadikan Indonesia setara dengan negara-negara maju. Menjadikan Indonesia Maju yang kita cita-citakan," sambungnya.

Pidato Presiden Jokowi mendapat pujian dari partai pengusungnya. Tokoh senior PDIP, Hendrawan Supratikno menilai apa yang disampaikan Jokowi luar biasa.

"Pidato presiden luar biasa, karena presiden menggunakan istilah 'mari kita bajak krisis ini untuk melakukan lompatan besar'. Kata bajak ini semula saya tidak pikirkan," kata Hendrawan seusai Sidang Tahunan MPR/DPR/DPD.

Anggota Komisi IX DPR ini mengaku kerap mengatakan 'mari gunakan krisis akibat Corona untuk melakukan perubahan yang signifikan'. Menurut Hendrawan, kata 'bajak' yang digunakan Jokowi memiliki arti mengubah arah.

"Saya selalu mengatakan, 'marilah gunakan krisis ini untuk melakukan perubahan yang signifikan'. Dia lebih tegas lagi, 'mari kita bajak. Istilah bajak ini kan sesuatu yang biasanya arahnya semula berbeda kita ubah arahnya," tuturnya.

Lantas lompatan seperti apa yang bisa dilakukan Indonesia? Hendrawan menyebut Indonesia bisa menjadi negara maju.

"Lompatan-lompatan bagaimana kita bisa menjadi negara maju. Untuk jadi negara maju apa syaratnya? Investasi, ketika investor-investor global cari pasar, wilayah invest Indonesia sudah lebih siap," ucap Hendrawan.

Di sisi lain, pidato Jokowi mendapat kritikan dari pihak oposisi. PKS menilai 'lompatan besar' yang diminta Jokowi sulit dilakukan saat krisis karena pandemi Corona ini.

"Pandangan saya, jangankan melompat, berjalan pun kita susah kalau tidak ada perubahan fundamental. Mulai dari line up kabinet, mulai penajaman anggaran. UMKM kita jangankan suruh lari sekarang, siuman dari pingsannya saja berat," kata Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera di gedung DPR.

Menurut Mardani, banyak sektor yang harus diperbaiki, di antaranya sektor kesehatan, ekonomi, dan pendidikan. Mardani menyatakan rakyat kini tengah menunggu aksi nyata dari pidato Jokowi yang disampaikan hari ini.

"Karena itu, bicara mudah. Aksi yang ditunggu oleh kita semua. Aksi itu jelas, 1, 2, 3 hari ke depan ini apa aksi Pak Jokowi dari pidato yang, dalam tanda kutip, bagus pidatonya," sebut Wakil Ketua Komisi II DPR tersebut.

Mardani juga menyoroti kinerja kabinet yang menurutnya belum tampak di tengah pandemi hingga mengundang kemarahan Jokowi. Menurutnya, jika kinerja kabinet masih kurang, perlu ada perombakan alias reshuffle.

"Saya masih melihat apa yang Pak Jokowi bilang 3 minggu lalu malah belum berubah, ketika banyak yang seperti cuti, dia marah-marah, ketika mengatakan banyak yang tidak extraordinary. Namun, sesudah itu, action-nya apa? Tidak tampak," beber Mardani.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads