Pantau #keadilanuntukHendri, Komnas HAM Minta Penyelidikan Transparan

Pantau #keadilanuntukHendri, Komnas HAM Minta Penyelidikan Transparan

Indra Komara - detikNews
Rabu, 12 Agu 2020 19:01 WIB
Viral seorang warga meninggal saat diperiksa di Polres Barelang
Foto: Tangkapan layar Twitter
Jakarta -

Komnas HAM turut memantau kasus meninggalnya warga bernama Hendri Alfred Bakarie. Hendri diduga meninggal saat diperiksa Polresta Barelang.

Komisioner Pemantauan dan Penyelidikan, M Choirul Anam, mengatakan pihaknya sudah melakukan komunikasi langsung dengan keluarga korban. Komnas telah menerima kronologi peristiwa hingga dokumen dari keluarga.

"Informasi lebih mendalam sedang dalam proses pemeriksaan, termasuk pendalaman informasi dari keluarga berdasarkan informasi awal yang diterima, diduga kuat terjadi pelanggaran hak asasi manusia," kata Choirul, dalam keterangannya, Rabu (12/8/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Komnas HAM menyayangkan adanya dugaan tindakan kekerasan terhadap Hendri saat dilakukan pemeriksaan. Dia meminta Polda Riau segera melakukan penyelidikan secara profesional dan akuntabel.

"Melihat kondisi korban melalui dokumen yang diperoleh, kematian korban diduga kuat dikarenakan kekerasan," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Choirul juga meminta Mabes Polri turut memberi perhatian khusus pada proses penyelidikan peristiwa meninggalnya Hendri. Dia berharap proses penyelidikan dan penyidikan kasus dilakukan secara profesional, akuntabel, dan transparan.

"Jika terdapat bukti adanya aksi kekerasan dan atau penyiksaan, maka Komnas HAM meminta agar proses hukum ditegakkan dengan seadil-adilnya," ujar Choirul.

Sebelumnya viral thread di Twitter tentang seorang warga bernama Hendri Alfred Bakarie meninggal dunia saat menjalani pemeriksaan di kantor polisi. Thread tersebut berisi curhat pemilik akun @apasihkopat yang mengaku sebagai keponakan Hendri.

"Jadi opat mau ceritain kembali kronologinya yang udah diceritaiin tante saya di facebok. Awal mulanya itu pada tanggal 6/8/2020, sekitar jam 3 sore gitu. Oom saya dijemput polisi saat sedang ada di kelong. Keluarga pada binggung siapa petugas" itu apalagi gada surat penahanan. Kemudian malamnya keluarga gatau keberedaan oom saya. Terus pada tanggal 7/8/2020 sekitar jam 5 sore sampai jam 1 pagi gitu dilakukan penggeldahan dirumah paman saya untuk mencari barang bukti dan ga ditemukan apa". Kemudian oom saya dibawa lagi sama petugas kepolisian," cuit Alfajar Madani di akun @apasihkopat, seperti dilihat detikcom hari ini.

Alfajar Madani lalu mengatakan polisi yang membawa pamannya mengaku dari Polresta Barelang, Batam, Kepulauan Riau (Kepri). Saat itu, Alfajar Madani menuturkan kondisi pamannya baik-baik saja, bahkan sempat melambaikan tangan ke neneknya saat kembali dibawa aparat. Setelah itu, dia tak mengetahui kabar pamannya.

Dia menceritakan pihak keluarga lalu diberi surat kematian pamannya oleh polisi. Alfajar Madani menyebut tertera waktu kematian pamannya pukul 07.13 WIB, 8 Agustus 2020.

"Di serahkan surat kematian oom saya, disitu oom saya meninggal sekitar pukul 07.13 WIB. Dan disitu tante saya sudah merasa janggal karena pada awalnya berita yang diterima adalah untuk menjenguk dan keluarga mengetahui nya baru siang hari. Kemudian keluarga saya langsung menuju ke Rumah Sakit Budi Kemuliaan. Dan kondisi kepala oom saya di wrapping ditambah kondisi badan oom saya yang memar". Semua bertanya" ada apa? dan kenapa bisa?" cuitnya kembali.

Alfajar Madani juga mengunggah kondisi terakhir pamannya yang meninggal dunia. Dari foto yang dibagikan di thread tersebut, tampak sesosok jasad pria dengan kepala dibungkus plastik.

(idn/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads