Aksi demonstrasi pascaledakan di Beirut, Lebanon, masih berlangsung. KBRI Beirut mengeluarkan 7 imbauan untuk masyarakat Indonesia yang berada di Lebanon.
Diketahui, ledakan di pelabuhan Beirut terjadi pada Selasa (4/8). Demonstrasi ini dimulai sejak Sabtu (8/) dan diperkirakan akan berlangsung hingga beberapa hari ke depan. KBRI Beirut meminta masyarakat Indonesia mematuhi imbauan yang dikeluarkan. Berikut ini imbauan lengkap yang dilihat dari situs resmi KBRI Beirut:
Sehubungan dengan aksi demonstrasi yang terjadi pascaledakan di Pelabuhan Beirut (4/8) yang dimulai sejak Sabtu (8/8) dan diperkirakan akan terus berlangsung dalam beberapa hari ke depan, KBRI Beirut mengimbau masyarakat Indonesia di Lebanon untuk:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Waspada namun tidak panik, dan selalu mengikuti perkembangan situasi melalui media setempat dan media KBRI Beirut,
2. Menjauhi tempat-tempat yang menjadi potensi resiko demonstrasi, tidak terlibat dalam kegiatan politik/aksi demonstrasi, dan upayakan berada di dalam rumah/tempat aman serta selalu menaati peraturan setempat,
3. Memastikan keselamatan dan keberadaan orang-orang terdekat,
4. Memastikan identitas diri seperti paspor, kartu izin tinggal dan identitas lainnya serta uang tunai yang cukup berada dalam jangkauan,
5. Selalu menggunakan masker apabila memiliki akses terhadap udara luar mengingat bahan yang meledak merupakan bahan kimia dan memiliki potensi resiko terhadap kesehatan, serta penularan COVID-19 yang cukup tinggi di Lebanon dalam beberapa hari terakhir,
6. Menginformasikan kepada KBRI Beirut apabila ada pribadi maupun WNI terdekat yang terancam keselamatan maupun terdampak oleh ledakan dimaksud,
7. Dalam keadaan darurat, WNI yang memerlukan bantuan maupun perlindungan dapat menghubungi nomor +961 5 924 676 (Telp) atau +961 70 817 310 (WhatsApp).
Untuk diketahui, aksi demonstrasi hebat terjadi di Lebanon pascaledakan besar yang mengguncang Beirut. Massa turun ke jalan memprotes karena ledakan itu membuat mereka kehilangan tempat tinggal.
Dilansir dari AFP, demonstrasi digelar pada Sabtu (8/8/2020), di depan Kementerian Luar Negeri. Kemarahan massa memuncak karena ledakan mematikan itu membuat ratusan ribu orang kehilangan tempat tinggal.
Buntut dari aksi tersebut, Menteri Informasi Lebanon Manal Abdel Samad mengundurkan diri dari jabatannya. Hal itu dilakukan setelah ribuan warga Lebanon menggelar demonstrasi menuntut perubahan rezim menyusul terjadinya ledakan di Beirut.
Tidak hanya itu, Perdana Menteri (PM) Lebanon Saad al-Hariri juga mundur dari jabatannya, menyerah pada tuntutan para demonstran yang terus menggelar aksi unjuk rasa selama hampir dua pekan ini. Pengunduran diri Hariri disambut gembira para demonstran yang telah turun ke jalan sejak 17 Oktober lalu.
(eva/gbr)