Susah Sinyal, Siswa SD di Maros Sulsel Belajar ke Rumah Kades

Susah Sinyal, Siswa SD di Maros Sulsel Belajar ke Rumah Kades

Muhammad Bakri - detikNews
Senin, 10 Agu 2020 16:27 WIB
Siswa SD di Desa Cenrana Baru, Kecamatan Cenrana, Maros, Sulsel belajar ke kantor desa (Bakri-detikcom).
Foto: Siswa SD di Desa Cenrana Baru, Kecamatan Cenrana, Maros, Sulsel belajar ke kantor desa (Bakri-detikcom).
Maros -

Sejumlah siswa SD di Desa Cenrana Baru, Kecamatan Cenrana, Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel) susah mendapatkan sinyal internet yang baik untuk mengikuti belajar daring di rumah. Siswa terpaksa berkumpul ke rumah kepala desa setempat.

Di Desa yang berjarak sekitar 40 kilometer dari kota Maros ini, memang sejak dulu tidak pernah terjangkau dengan fasilitas telekomunikasi. Jangankan untuk internet, jaringan untuk sekadar telepon atau SMS saja, sangat sulit didapatkan.

Untuk mendapatkan internet, pihak desa pun harus mengeluarkan anggaran jutaan rupiah untuk membeli alat penguat sinyal yang disambungkan ke modem. Hanya saja, koneksi internet yang diterima sangat terbatas dan tidak stabil. Bahkan saat hujan ataupun ada angin, koneksi internet juga hilang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"yah anak-anak di sini memang tidak bisa belajar online di rumah mereka karena jaringan internet memang tidak ada. Jangankan internet, untuk menelpon atau sms saja itu sangat sulit. Harus ke atas gunung dulu," kata Kades Cenrana Baru, Andi Zaenal, Senin (10/08/2020).

Saban hari, puluhan siswa dari berbagai tingkatan kelas itu datang ke rumah Kepala Desa dengan membawa gawai mereka. Karena koneksi internet terbatas, merekapun harus antre menyambungkan ke internet. Bagi anak yang tidak memiliki gawai, Kades pun terkadang meminjamkan gawai miliknya untuk dipakai belajar.

ADVERTISEMENT

"Hanya ada beberapa saja yang punya HP, jadi kadang ada satu HP untuk lima orang anak. Kadang juga HP saya kasi pinjamkan. Mereka tidak bersamaan tersambung karena kan terbatas ini, jadi harus antre juga," lanjutnya.

Kondisi yang sudah berlangsung sejak lama ini pun sudah berkali-kali disampaikan ke pihak terkait. Hanya saja, hingga kini belum ada penyedia jasa jaringan telekomunikasi yang membangun jaringan mereka ke wilayah yang berpenduduk sekitar dua ribu jiwa.

"Kami sudah sampaikan ke pihak terkait, tapi memang belum ada responnya. Yah kita berharap adalah provider yang mau membangun jaringannya ke desa kami ini untuk bantu warga dalam kondisi seperti ini," ujarnya.

Tak hanya pihak desa, beberapa warga yang memiliki modem, juga harus mensiasati kondisi ini dengan membuat antena dari tiang bambu setinggi belasan meter yang kemudian digunakan untuk menggantungkan modem.

"Jadi banyak warga disini, pasang tiang Panjang di depan rumah mereka untuk dibuat gantungan modem. Yah kalau lagi bagus cuacanya, lumayanlah bisa untuk whatsapp. Kalau browsing itu sangat lambat sekali," kata salah seorang warga, Ikbal.

Karena membutuhkan akses internet yang stabil, warga yang merupakan pelajar SMP, SMA dan yang yang sudah kuliah, harus ke desa tetangga yang jaraknya mencapai 4 kilometer untuk mendapatkan jaringan internet.

"Ada lokasi kebun di atas gunung yang sudah masuk desa sebelah itu bisa dapat 4G. Yang anak SMP, SMA dan yang kuliah itu juga tiap hari kesana. Lumayan jauh dari sini, sekitar 4 kilometer," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(nvl/nvl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads