Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat Andi Arief merasa heran atas serangan yang yang dilontarkan ke Ketua Fraksi Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas). Andi mengatakan Ibas hanya memaparkan bahaya COVID-19 dan rusaknya ekonomi akibat pandemi.
"Mas Ibas @Edhie_Baskoro memaparkan tentang bahaya COVID dan rusaknya ekonomi koq diserang. Tidak mungkin ekonomi meroket dalam keadaan sekarang," tulis Andi dalam cuitan di akun twitter pribadinya, seperti dilihat detikcom, Sabtu (8/8/2020).
Baca juga: Panas Koalisi Jokowi Versus Ibas! |
Menurut Andi, pembicaraan Ibas bertujuan untuk menyampaikan keinginan rakyat yakni ekonomi yang membaik. Andi menegaskan Demokrat harus tetap berada di pihak rakyat, meski saat ini berseberangan dengan pemerintahan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Meski Demokrat berada di luar pemerintahan, tapi tak boleh di luar hati dan perasaan rakyat. Rakyat mau ekonomi bangkit kata Mas Ibas," ujarnya.
Tonton juga 'Saat Ibas Banggakan Ekonomi RI Era SBY Meroket':
Serangan terhadap Ibas datang dari partai koalisi pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Serangan ini dipicu atas pernyataan Ibas yang memuji ekonomi di era ayahnya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Terus terang rakyat perlu kepastian, rakyat perlu kepercayaan dan keyakinan, dan bukti, bukan janji. Alhamdulillah, kita pernah membuat itu, ketika zaman mentor kita Pak SBY selama 10 tahun, ekonomi kita meroket, APBN kita meningkat, utang dan defisit kita terjaga. Pendapatan rakyat naik dan lain-lain. Termasuk tentang persentase tingkat kemiskinan dan pengangguran," kata Ibas, Jumat (7/8/2020).
Lantas hal itu lah yang membuat partai koalisi memberikan komentar balik ke Ibas. Salah satunya, Politikus PDIP Andreas Hugo Pareiraang menyebut era Jokowi malah lebih baik. Indonesia, katanya, berhasil keluar dari middle income trap country.
"Indonesia mampu keluar dari middle income trap country justru pada massa periode kedua pemerintahan Jokowi. Saya kira ini adalah karena strategi pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintahan ini pada periode pertama, yang terlihat hasilnya pada periode ke-2 ini," katanya.
Partai Gerindra turut mengkritik pernyataan Ibas soal ekonomi meroket era SBY. Juru bicara Gerindra Habiburokhman menilai diksi 'meroket' Ibas agak berlebihan.
"Kami menghormati Mas Ibas sebagai politisi yang mulai matang. Namanya politisi wajar klaim keberhasilan era kepemimpinan mereka walau istilah 'meroket' sedikit berlebihan karena rata-rata di bawah 6%," sebut Habiburokhman.
Habiburokhman mengajak Ibas menatap masa depan. Dia menilai sudah seharusnya semua elemen ikut memajukan negara ini.
"Sebagai bangsa baiknya kita harus bicara ke depan, apa yang bisa kita lakukan bersama untuk memajukan bangsa ini," ucap dia.