Panas Koalisi Jokowi Versus Ibas!

Round-Up

Panas Koalisi Jokowi Versus Ibas!

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 08 Agu 2020 06:39 WIB
Ketua Fraksi Demokrat DPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) memimpin pembekalan anggota legislatif 2019-2024 Partai Demokrat. Acara itu digelar di JCC, Jakarta.
Edhie Baskoro (Ibas) (Foto: Agung Pambudhy/detikcom)
Jakarta -

Ketua Fraksi Partai Demokrat (PD) Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) versus partai koalisi Presiden Joko Widodo (Jokowi) tengah memanas. Hal ini diawali dari Ibas yang memuji pencapaian ekonomi pada era kepemimpinan ayahnya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Ibas menyebut Indonesia saat ini banyak mendapat tantangan, dari pandemi, ekonomi, keuangan, pembangunan, hingga demokrasi dan hak-hak sipil. Dia menyebut rakyat saat ini membutuhkan bukti dan janji.

"Terus terang rakyat perlu kepastian, rakyat perlu kepercayaan dan keyakinan, dan bukti, bukan janji. Alhamdulillah, kita pernah membuat itu, ketika zaman mentor kita Pak SBY selama 10 tahun, ekonomi kita meroket, APBN kita meningkat, utang dan defisit kita terjaga. Pendapatan rakyat naik dan lain-lain. Termasuk tentang persentase tingkat kemiskinan dan pengangguran," kata Ibas, Jumat (7/8/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ibas menyebut Demokrat hadir untuk negara. Dia mengklaim Demokrat hadir sebagai partai yang bisa mencegah negara ini masuk jurang.

"Ada negara sukses dan berhasil, sesungguhnya Demokrat justru hadir memberikan koreksi dan kritik dan solusi supaya negara tidak jatuh ke jurang. Kita ingin agar Demokrat menjadi partai yang cerdas dan tepat dalam berpikir," ucap Ibas.

ADVERTISEMENT

"Ketika benar kita katakan benar, ketika tidak kita katakan tidak. biar ruang demokrasi ini tetap terjaga, jadikan lah Partai Demokrat tetap hadir agar demokrasi kita lebih berwarna dan terjaga," imbuh Ibas.

Pujian Ibas yang dilontarkan di masa pandemi ini pun memantik partai koalisi Jokowi untuk membalasnya. Salah satunya dari Politikus PDIP Andreas Hugo Pareira.

Tonton juga 'Ibas Bandingkan Ekonomi Zaman SBY dengan Jokowi, CSIS : Tak Apple To Apple':

[Gambas:Video 20detik]

Ia menilai ekonomi era SBY cenderung stabil. Indonesia mengalami krisis tahun 2008 dan memang bisa keluar. Namun, kata dia, Indonesia saat itu masih tertinggal dari negara lain.

"Sementara kita tertinggal jauh dari negara-negara middle income dalam hal pembangunan infrastruktur sebagai basis pembangunan ekonomi yang lebih berorientasi produksi. Saya melihat pemerintahan Jokowi mengembangkan strategi pembangunan ekonomi yang lebih berorientasi produksi dengan membangun basis pembangunan fisik infrastruktur-infrastruktur dasar yang strategis dan pembangunan SDM pendidikan, termasuk pendidikan vokasi," ucap Andreas.

Selain itu, Andreas mengevaluasi pemerintahan SBY saat itu. Dia menilai saat itu banyak proyek yang mangkrak.

"Namun, kalau mau dievaluasi, apalah artinya ekonomi yang meroket sekejap kalau hanya mengandalkan eksplorasi SDA? Bahkan, kalau kita evaluasi, banyak sekali proyek-proyek mangkrak yang ditinggal oleh pemerintahan massa lalu dan menjadi beban bagi pemerintahan Jokowi ketika memulai memimpin negeri ini," jelas Andreas.

Andreas menyebut era Jokowi malah lebih baik. Indonesia, katanya, berhasil keluar dari middle income trap country.

"Indonesia mampu keluar dari middle income trap country justru pada massa periode kedua pemerintahan Jokowi. Saya kira ini adalah karena strategi pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintahan ini pada periode pertama, yang terlihat hasilnya pada periode ke-2 ini," jelas dia.

Partai Gerindra turut mengkritik pernyataan Ibas soal ekonomi meroket era SBY. Juru bicara Gerindra Habiburokhman menilai diksi 'meroket' Ibas agak berlebihan.

"Kami menghormati Mas Ibas sebagai politisi yang mulai matang. Namanya politisi wajar klaim keberhasilan era kepemimpinan mereka walau istilah 'meroket' sedikit berlebihan karena rata-rata di bawah 6%," sebut Habiburokhman.

Habiburokhman mengajak Ibas menatap masa depan. Dia menilai sudah seharusnya semua elemen ikut memajukan negara ini.

"Sebagai bangsa baiknya kita harus bicara ke depan, apa yang bisa kita lakukan bersama untuk memajukan bangsa ini," ucap dia.

Begitu juga dengan Golkar yang turut menyerang Ibas. Ketua DPP Golkar Ace Hasan Syadzily menilai Ibas kurang wawasan.

"Pernyataannya Mas Ibas sangatlah tidak tepat membandingkan perkembangan ekonomi di era saat pandemi COVID-19 dengan kondisi normal di era Presiden SBY," kata Ace Hasan Syadzily kepada wartawan, Jumat (7/8/2020).

"Pernyataannya terkesan seperti kurang wawasan yang seharusnya disertai dengan melihat dan membandingkan data-data perekonomian yang saat ini dan yang dialami negara-negara lain," imbuh Ace.

Ace bicara soal kontraksi ekonomi yang terjadi saat ini. Dia menyebut kondisi ini tidak hanya dialami Indonesia, tapi juga negara-negara lain yang menerapkan pembatasan sosial atau lockdown pada Q1-Q2 2020. Pembatasan sosial mengakibatkan turunnya output ekonomi.

Ace menyebut World Bank memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global tahun ini negatif/terkontraksi dan ini menjadi krisis ekonomi terparah sejak The Great Financial Crisis pada 1930-an.

"Presiden Jokowi sendiri telah berusaha untuk terus mengambil kebijakan sangat serius. Presiden Jokowi sejak awal menyeimbangkan antara rem dan gas dalam menjaga stabilitas ekonomi, menyeimbangkan antara penanganan kesehatan dan upaya pemulihan ekonomi," ucap Ace.

Salah satu strategi Jokowi, kata Ace, adalah dengan terus mendorong belanja pemerintah. Ini dilakukan mengingat dalam kondisi krisis, pertumbuhan ekonomi perlu ditopang belanja pemerintah. "Pada Q2 ini konsumsi pemerintah tumbuh 22% qtq," kata Ace.

"Coba lihat data-data dari negara lain tentang pertumbuhan ekonomi pada kuartal kedua. Misalnya, Singapura mengalami -12,6%, Jerman 10,1%, Amerika Serikat 32,9%, dan negara-negara lainnya yang telah mengalami resesi," jelas Ace.

Pernyataan Ace yang menyebut Ibas kurang wawasan itu seketika dibalas Partai Demokrat (PD). PD menganggap Ace tidak memahami konteks yang dibicarakan Ibas.

"Saya pikir yang disampaikan Kang Ace karena tidak memahami konteks pembicaraan. Saya yakin Mas Ibas sangat menguasai persoalan makro ekonomi nasional, regional, ataupun global, apalagi beliau sekarang pimpinan Badan Anggaran DPR RI," kata Waketum PD Marwan Cik Hasan.

Dalam acara silaturahmi Fraksi PD (FPD) dengan Ketua Umum (Ketum) PD Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Ibas mengatakan, saat era pemerintahan SBY, ekonomi RI meroket, APBN meningkat, serta utang dan defisit terjaga. Menurut Marwan, apa yang disampaikan Ketua FPD DPR itu adalah fakta.

"Yang disampaikan beliau adalah kondisi-kondisi riil yang terjadi di era Presiden SBY, yang juga menghadapi tantangan yang sangat dinamis dan mampu dilewati dengan gemilang," sebutnya.

Marwan menjelaskan pernyataan Ibas merupakan bentuk motivasi kepada seluruh masyarakat di tengah pandemi virus Corona. Satu hal yang ditekankan Sekretaris FPD DPR itu, saat berbicara mengenai kondisi ekonomi RI era SBY, Ibas tak menyerang pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).

"Pernyataan Mas EBY juga disampaikan dalam acara internal FPD DPR RI untuk koordinasi, konsolidasi, dan membangun semangat kader, khususnya anggota FPD DPR RI. Tidak ada satu kalimat pun yang menyerang pemerintah saat ini, (pernyataan itu) semata-mata (untuk) membangun semangat dan menginspirasi anak-anak bangsa, terutama kader PD," terang Marwan.

Marwan kemudian memamerkan infrastruktur yang dibangun saat pemerintahan SBY, seperti Jalan Kelok 9 dan Jembatan Suramadu. Sekretaris Fraksi PD DPR RI itu menegaskan pembangunan infrastruktur pemerintahan SBY dilakukan dengan mengedepankan skala prioritas.

"Dan kalau bicara infrastruktur, sangat banyak pembangunannya. Mulai dari Jalan Kelok 9 di Sumatera, Tol Bali Mandara di Bali, bandara di Mataram, dan lain-lain, termasuk juga menyelesaikan Jembatan Suramadu," terang Marwan.

"Terlalu banyak untuk saya uraikan, dan itu semua dikelola dengan penuh keseimbangan, sehingga APBN kita tidak terbebani oleh infrastruktur, disesuaikan dengan skala prioritas," sambung dia.

Halaman 2 dari 3
(isa/eva)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads