Predator fetish kain jarik, Gilang Aprilian Nugraha Pratama (22), kini telah ditangkap polisi. Tulisan tangan 'Gilang bungkus' pun dianalisis dari sudut pandang ilmu grafologi.
Grafologi adalah ilmu untuk mempelajari kondisi psikologis seseorang lewat goresan tulisan tangannya. detikcom meminta grafolog Deborah Dewi untuk menganalisis goresan tulisan tangan Gilang 'bungkus'. Deborah adalah ahli grafologi yang telah memenuhi Standard Competence EC-0293 sebagai Graphologist Expert dan tervalidasi oleh Apostille The Hague Convention.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Deborah menjelaskan bahwa untuk analisa grafologi yang komprehensif, dirinya memerlukan sampel tulisan yang ideal. Kendati demikian, dari sampel tulisan tangan Gilang di papan tulis, Deborah menemukan sejumlah indikator.
"Namun dari sampel yang tidak ideal di atas, terdapat 3 indikator grafis yang semuanya mendukung gejala emosi, kontrol diri dan gambar diri yang tidak stabil," kata Deborah saat dihubungi, Jumat (7/8/2020).
"Yaitu pertama, margin kiri yang tidak beraturan, ukuran huruf vokal yang berubah-ubah dan arah kemiringan tulisan tangan yang ekstrim dalam 1 kata hingga 1 kalimat," sambungnya.
Deborah menuturkan, apabila terdapat tiga kombinasi grafis pada tulisan maka orang tersebut mesti diwaspadai. Dia mengingatkan bahwa aksi seseorang dengan bentuk tulisan seperti itu bisa di luar kewajaran.
"Jika dalam sebuah tulisan tangan ditemukan 3 kombinasi indikator grafis tersebut secara bersamaan, maka tidak ada salahnya untuk mulai waspada terutama ketika yang bersangkutan sudah mulai memberikan aksi-aksi di luar batas kewajaran norma sosial," ungkap Deborah.
Tonton juga ''Gilang Bungkus' Pelaku Fetish Kain Jarik Dibekuk di Kalteng':
![]() |
Sebelumnya, Gilang ditangkap di rumah tantenya, di Kapuas, Kalimantan Tengah (Kalteng). Penangkapan dilakukan oleh Tim Polrestabes Surabaya dibantu oleh tim Satreskrim dari Polres Kapuas. Gilang pun mengakui segala perbuatannya.
"Mengakui, secara lisan mengakui (perbuatannya)," ujar Kanit Resmob Polrestabes Surabaya Iptu Arief Rizky Wicaksana kepada detikcom, Jumat (7/8).
Eks mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) ini mengaku tahu dirinya tengah viral akibat cuitan yang diungkapkan salah satu korban. Oleh karena itu, dia pergi ke Kalteng untuk bersembunyi.
"Betul sekali, dia berusaha sembunyi setelah viral," kata Kabid Humas Polda Kalteng Kombes Hendra Rochmawan.