Gelombang Laut Tinggi, Warga Pulau Enggano Bengkulu Mulai Kesulitan Pangan

Gelombang Laut Tinggi, Warga Pulau Enggano Bengkulu Mulai Kesulitan Pangan

Hery Supandi - detikNews
Jumat, 31 Jul 2020 10:11 WIB
Ilustrasi kapal di Pulau Enggano (Foto: Istimewa)
Foto: Ilustrasi kapal di Pulau Enggano (Foto: Istimewa)
Bengkulu -

Tingginya gelombang akibat cuaca yang tidak menentu, membuat kapal tak bisa berlabuh di Pulau Enggano, Bengkulu. Akibatnya, warga pulau pun mulai kekurangan bahan pangan.

Ketua Forum Kepala Desa, Kecamatan Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu Reddy Heloman mengatakan sejak tiga pekan tidak ada kapal yang merapat ke Pulau Enggano. Persediaan beras, katanya, pun mulai menipis.

"Saat ini persediaan beras yang tersisa hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama seminggu kedepan, warung yang biasa menjual beras saat ini tidak memiliki stok lagi," ujar Reddy saat dimintai konfirmasi, Jumat (31/7/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Reddy mengatakan kalau beras yang dijual di warung-warung sudah habis, yang tersisa tinggal beras panen masyarakat dan itupun sudah menipis hanya cukup untuk satu minggu ke depan.

"Selain beras persediaan bahan pangan lainnya seperti bawang merah, bawang putih, sayur-sayuran, gula pasir dan kopi juga sudah habis," jelas Reddy.

ADVERTISEMENT

Reddy menjelaskan beberapa waktu lalu harga bawang merah di pulau tersebut pun tembus Rp 100 ribu per kilogram. Hal itu dikarenakan mahalnya biaya pesawat perintis untuk mengangkut bawang merah ke Pulau Enggano.

"Saat ini satu-satunya transportasi yang tersedia untuk keluar maupun menuju pulau tersebut yakni menggunakan pesawat perintis dari Bandara Fatmawati Soekarno Kota Bengkulu," katanya.

Itu pun, kata Reddy, jumlah penerbangannya sangat terbatas yakni hanya satu kali seminggu untuk minggu ganjil dan dua kali seminggu untuk minggu genap.

"Karena yang transportasi yang ada saat ini hanya tinggal pesawat ya kami berharap jadwal penerbangannya bisa ditambah, karena setiap kali keberangkatan itu selalu penuh pesawatnya, sementara yang mau berangkat banyak," ucap Reddy.

Selain kesulitan bahan pangan, cuaca ekstrem yang mengakibatkan kapal tak bisa berlabuh di pulau tersebut juga membuat perekonomian warga tersendat. Sebab, seluruh hasil pertanian dan perikanan warga pulau tersebut membusuk dan tak lagi bernilai.

Diketahui, cuaca ekstrem terjadi di perairan laut Bengkulu, bahkan ketinggian gelombang mencapai 6 meter. Gelombang tinggi ini berpotensi terjadi hingga beberapa hari ke depan.

"Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada," ujar BMKG dalam keterangannya.

Halaman 2 dari 2
(mae/mae)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads