Ironi PKS Sindir Jokowi, Tapi Kaukus Mudanya Dukung Gibran

Round-Up

Ironi PKS Sindir Jokowi, Tapi Kaukus Mudanya Dukung Gibran

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 30 Jul 2020 06:45 WIB
Logo PKS di Kantor DPP PKS, TB Simatupang
Foto: Logo PKS (Ari Saputra)
Jakarta -

PKS di Solo terbelah antara pendukung putra pertama Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka dengan yang tidak. Ironinya, dukungan kader PKS untuk Gibran justru muncul usai pengurus pusat partai berlambang bulan sabit kembar dan padi itu menyindir, bahkan mengkritik Jokowi.

Adalah Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera yang mengkritik Jokowi karena melarang adik iparnya, Wahyu Purwanto maju di Pilkada Gunungkidul, namun mengizinkan Gibran ikut kontestasi Pilkada Solo. Mardani menilai Jokowi tidak konsisten.

"Kalau niatnya (Jokowi meminta Wahyu tidak mencalonkan) saya tidak tahu. Tetapi sikapnya (Jokowi) tidak konsisten. Mestinya, kalau di sini tak mendukung, ya, di sini juga jangan didukung, anak dan menantunya," kata Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera di kompleks MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (28/7/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mardani Ali SeraMardani Ali Sera (Foto: Ari Saputra)

Bahkan, menurut Mardani, Jokowi mempraktikkan nepotisme. Padahal, sebut dia, pemberantasan nepotisme merupakan salah satu tuntutan saat reformasi.

"Ketika Presiden, tanda kutip, membiarkan anak dan menantu maju (di pilkada), beliau kan selalu bilang 'Saya tidak akan kampanye', tapi babnya KKN, nepotisme, dalam hal ini, kekeluargaan, kekerabatan bahasa Mbak Titi (Direktur Eksekutif Perludem) itu salah satu yang kita ingin hilangkan saat tuntutan rakyat di reformasi, sekarang orang nomor 1 mempraktikkan," papar Mardani.

ADVERTISEMENT

Dalam kesempatan berbeda, Mardani juga seolah menyindir Jokowi. Dia bahkan menyinggung putri Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri, Puan Maharani.

"Saya agak puji Mbak Puan. Sebelum (jadi) Ketua DPR, (Puan) kan Ketua Pemenangan Bappilu (PDIP pada 2014). Kemudian maju DPR, kemudian maju menko, kemudian carrier pad-nya ada," kata Mardani saat menjadi pembicara dalam diskusi bertajuk 'Kekhawatiran Menguatnya Dinasti Politik', di kompleks MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (28/7).

"Yang tidak tepat, pandangan saya, dan lebih berbahaya ketika prosesnya instan, tiba-tiba saja dia maju," imbuhnya.

Entah berhubungan atau tidak dengan sindiran dan kritik Mardani, Sekretaris Fraksi PKS DPRD Solo Didik Hermawan malah menunjukkan arah politik yang berbeda dengan Mardani. Dukungan itu ditunjukkan oleh Didik secara simbolis dalam sidang paripurna DPRD Solo, Rabu (29/7). Pendiri Kaukus Muda PKS itu menghadiri rapat paripurna dengan mengenakan kemeja khas pendukung Gibran.

"Dari awal, kami Kaukus Muda PKS mendukung Gibran, jauh sebelum rekomendasi PDIP. Ini hanya sebagai simbol dukungan," kata Didik saat dimintai konfirmasi oleh wartawan melalui telepon, Rabu (29/7).

Anggota F-PKS Solo Didik HermawaAnggota F-PKS Solo Didik Hermawan memakai kemeja 'Indonesia Raya' ala Gibran di sidang paripurna DPRD SoloFoto: Anggota F-PKS Solo Didik Hermawan memakai kemeja 'Indonesia Raya' ala Gibran di sidang paripurna DPRD Solo (dok. tangkapan layar)

Menurutnya, Kaukus Muda PKS adalah kelompok yang bersifat ad hoc. Meski tidak resmi, sebut Didik, para anggota PKS di dalam kelompok itu dinilai memiliki suara yang patut didengar.

"Meskipun Kaukus Muda PKS ini sifatnya ad hoc, kami juga memiliki hak bersuara agar didengar oleh DPD PKS Solo," ujarnya.

Ketua DPD PKS Solo Abdul Ghofar menyebut dukungan Kaukus Muda PKS Solo ke Gibran bersifat pribadi. Dia juga mempertanyakan keberadaan kelompok Kaukus Muda PKS.

"Itu dukungan pribadi beliau. Itu (Kaukus Muda) kan dibentuk Mas Didik sendiri. Waktu itu Mas Didik dengan teman-temannya ingin PKS mencalonkan calon muda, lalu membentuk itu," kata Ghofar kepada detikcom, Rabu (29/7).

Tonton video 'Gibran Pertanyakan Soal Tudingan Dinasti Politik Terhadap Dirinya':

[Gambas:Video 20detik]



Mardani pun angkat bicara mengenai klaim dukungan Kaukus Muda PKS. Mardani menegaskan soal keputusan struktur patai.

"PKS selalu lurus. Keputusan yang diikuti keputusan struktur," kata Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera, kepada wartawan, kemarin.

Dia menekankan bahwa PKS tetap mendorong ada calon lain di Pilkada Solo 2020. PKS, sebut dia, tak ingin Gibran melawan kotak kosong.

"Kita terus berusaha menghadirkan calon lain agar tidak kotak kosong," ujar Mardani.

Halaman 2 dari 2
(zak/zak)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads