Sejumlah pegawai Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dikabarkan positif terpapar Corona (COVID-19). Pihak BPPT menepis kabar tersebut dan memberi penjelasan.
Sekretaris Utama (Sestama) BPPT Dadan Moh Nurjaman mengatakan pihaknya tengah melakukan tes ulang terhadap pegawai yang hasil tes swab-nya menunjukkan positif. Dadan lalu menjelaskan soal penyebab munculnya hasil positif COVID-19.
"BPPT berpengalaman soal itu. Kan kita juga punya mobile lab BSL-2. Di dalam proses pengetesan itu bisa saja terjadi kontaminasi sehingga menjadi positif, misalnya. Karena kita memahami karakter itu, kita minta tes ulang," kata Dadan saat dihubungi, Rabu (29/7/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan BPPT tetap menerapkan protokol kesehatan. Selama hasil tes ulang belum keluar, pegawai BPPT akan diminta menjalani isolasi mandiri. Penyemprotan disinfektan juga rutin dilakukan.
Dadan mengatakan BPPT tidak panik terhadap kondisi ini karena sudah ada dua kejadian sebelumnya. Dan hasil tes ulang yang dilakukan menunjukkan hasil negatif.
"Kita sudah tiga kali kejadian mengalami hal itu. Misalnya hasil rapid test reaktif. Saya bilang, yang menyebabkan reaktif kan banyak faktor, bukan hanya COVID-19. Lalu kita cek swab test, hasilnya negatif. Jadi kita nggak gagap lagi menghadapi hal itu," ujar Dadan.
"Memang dulu kita pernah hadapi yang reaktif, lalu dikirim ke Wisma Atlet. Tapi ternyata negatif hasilnya, lalu dipulangin. Kalau saat ekstraksi RNA lalu ada virus yang belum dibersihkan, misalnya, dalam tes berikutnya bisa saja hasilnya positif," tambahnya.
Dadan mengatakan hasil tes ulang tersebut diperkirakan akan keluar pekan depan. Dadan tak menyampaikan jumlah pegawainya yang menjalani tes ulang.
Dalam pesan yang beredar di grup WhatsApp (WA), dikabarkan kantor BPPT juga ditutup setelah ada sejumlah pegawai positif COVID-19. Disebutkan pula pegawai BPPT yang positif ialah pegawai yang membuat alat rapid test.
Kabar tersebut ditepis Dadan. Dadan menjelaskan saat ini pegawai BPPT tetap bekerja dan kantor masih beroperasi dengan menerapkan protokol kesehatan.
"Tidak ditutup, masih jalan, kalau masalah sebagian WFH kan memang sudah dari lama. Masih ada yang bekerja. Itu isinya 20 persen atau 30 persen ya tergantung pada protokol kesehatan. Itu komposisi di kantor dan kita rutin melakukan disinfektasi," ujarnya.
"Nggak ada, nggak ada sama sekali kaitannya (dengan pembuatan alat rapid test). Bukan dari unit kerja itu," sambung Dadan.
Tonton video 'Bertambah 2.381, Jumlah Kasus COVID-19 di RI Jadi 104.432':