Angka kasus Corona di DKI Jakarta belakangan ini melonjak. Satgas Penanganan COVID-19 menyebut angka ini tak terlepas dari gencarnya pemeriksaan di Jakarta.
"Kenapa sih DKI Jakarta bisa mendapatkan angka seperti ini plus klaster-klasternya bahkan diketahui dari mana? Sebenarnya kuncinya adalah memiliki tim surveilans yang bekerja luar biasa," kata tim pakar Satgas COVID-19 Dewi Nur Aisyah dalam YouTube BNPB, Rabu (29/7/2020).
Dewi menyebut tim surveilans di DKI harus diapresiasi. Menurut Dewi, pemeriksaan Corona DKI sudah melebihi standar WHO.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau kita lihat angka pergerakan dari jumlah pemeriksaan standarnya WHO sebenarnya 1.000 per 1 juta penduduk dalam waktu 1 minggu. Jadi, kalau DKI Jakarta kita ambil angka bulat 10 juta, maka 1 minggunya dilakukan pemeriksaan standarnya adalah 10 ribu," ucap Dewi.
"Kita lihat sekarang angkanya Jakarta ini per minggu ya, 4-10 Juni ini sudah 21 ribu per minggu, jadi sudah melebihi 2 kali ekspektasinya WHO. Kemudian bertambah lagi 27 ribu dan di pekan... 2 pekan terakhir ini meningkat sampai dengan 40 ribu pemeriksaan dalam waktu 1 minggu," imbuh Dewi.
Dewi juga berbicara soal positivity rate Corona di DKI Jakarta. Meski sempat rendah dalam artian di bawah 5 persen, positivity rate di DKI Jakarta belakangan sudah di atas 5 persen.
"Ketika aktif mengerjakan surveilans, maka kita juga akan expect-nya, kita beranggapan bahwa kita dapat mengantisipasi akan mendapatkan positivity rate yang rendah. Targetnya WHO kan di bawah 5 persen, dan kita bisa lihat dalam 5 minggu ini benar-benar di bawah 5 persen, 4,4, 3,07, 3,71... yang positif dari seluruh yang diperiksa, seluruh orang yang diperiksa," ucap Dewi.
"Di 2 pekan terakhir ternyata angkanya sudah mulai di atas 5 persen nih, sudah alarming kalau saya bilang," imbuh dia.
(gbr/fjp)