Sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM) mendatangi Balai Kota DKI Jakarta. Mereka melaporkan ada lebih dari 3 ribu warga miskin yang belum menerima bantuan sosial (bansos).
Ada tiga LSM yang datang, yakni Forum Indonesia untuk Transparansi (Fitra), Serikat Pekerja Rakyat Indonesia (SPRI), dan Inisiatif. Perwakilan ketiga LSM itu diterima langsung oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria.
"Sekitar 3 ribu yang tidak dapat bantuan, itu data berdasarkan survei di responden yang sifatnya bukan seluruhnya, 5 kota, satu Kabupaten Pulau Seribu. Ada 3.194 masyarakat miskin yang belum ter-cover (bansos)," ujar peneliti Fitra, Gunadi Ridwan, di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (28/7/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, warga yang belum mendapat bantuan itu bisa di-cover menggunakan dana realokasi yang selama ini dilakukan. Gunadi menilai hal itu memungkinkan untuk dilakukan.
"Jadi, ketika jumlah itu bisa di-cover dari budget itu (refocusing, realokasi, penarikan piutang), sangat memungkinkan. Pemda itu punya anggaran sekian triliun," ucapnya.
Lebih lanjut, Gunadi mengatakan, pihaknya mengusulkan agar dana bansos itu disalurkan dan diterima masyarakat dalam bentuk uang tunai (cash). Hal itu bertujuan menghindari mark up anggaran.
"Bagi kami lebih baik transfer karena itu lebih minim, karena kalau sembako itu lebih memungkinkan untuk mark up. Lebih baik cash jadi mereka bisa belanja di warung sekitar," katanya.
Dalam kesempatan itu, Ariza mengatakan, Pemprov DKI Jakarta telah menganggarkan dana untuk penanganan COVID-19 sebanyak Rp 5,32 triliun. Dana tersebut disalurkan untuk sektor kesehatan, sosial, dan sembako.
"Memang kami dalam masa pandemi ini telah menganggarkan tidak kurang dari Rp 5,32 triliun, untuk tiga aspek bantuan, yaitu terkait kesehatan, jaringan pengaman sosial dan sembako, dan stimulus ekonomi, dan tentu kehadiran teman-teman di sini sangat membantu," kata Ariza.
(azr/azr)