Polisi menyimpulkan editor Metro TV Yodi Prabowo diduga kuat bunuh diri karena depresi. Polisi menerangkan salah satu penyebab depresi bisa saja terkait masalah asmara orang ketiga atau masalah pekerjaan.
"Kita sudah periksa saksi ahli, pintu gerbang orang bunuh diri karena ada masalah, atau karena depresi, salah satunya itu. Salah satunya, jadi bisa saja dia ada masalah dengan pacarnya lagi, dengan hubungan ketiga, bisa saja dengan masalah-masalah di kantor, misalnya kan begitu," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus saat dihubungi, Minggu (26/7/2020).
Kendati demikian, Yusri menyebut almarhum sendirilah yang tahu seperti apa masalah depresi yang dideritanya. Yusri mengatakan setiap orang memiliki tingkat depresi yang berbeda-beda dan tidak bisa disamakan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Depresi yang tahu kan almarhum, cuman depresi itu tidak bisa sama dengan setiap orang. Ada anak kecil tidak diberikan handphone sama bapaknya, bisa bunuh diri, ada tidak pernah kejadian? ada kan," ucap Yusri
"Makanya setiap orang itu beda-beda punya depresi, ketahanan orang beda-beda, mungkin yang kita lihat depresinya si Yodi seperti itu, tidak mungkin sama dengan kita, misal kita bilang 'Ah, paling bisa tahan kalau gitu' setiap orang kan berbeda," imbuhnya.
Tonton video 'Eksklusif! Rekaman CCTV Editor Metro TV Beli Pisau':
Sebelumnya, polisi mengungkapkan sebelum melakukan tindakan bunuh diri, editor Metro TV Yodi Prabowo sempat melakukan konsultasi ke dokter ahli kulit dan kelamin di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Polisi mengatakan usai menjalani pemeriksaan kesehatan tersebut, Yodi Prabowo sempat merasa depresi.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Tubagus Ade Hidayat mengatakan, ada keterkaitan runutan peristiwa tersebut dengan tindakan bunuh diri yang dilakukan oleh Yodi Prabowo.
"Apakah ini terkait dengan dugaan bunuh diri? Sangat terkait. Kaitannya dengan kemungkinan munculnya depresi," kata Tubagus kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Sabtu (25/7).