Viral Pria Maki-maki RS soal Corona, Gugus Tugas Medan Buka Suara

Viral Pria Maki-maki RS soal Corona, Gugus Tugas Medan Buka Suara

Datuk Haris Molana - detikNews
Jumat, 24 Jul 2020 12:57 WIB
poster
Ilustrasi unggahan viral di media sosial (Edi Wahyono/detikcom)
Medan -

Sebuah video yang menunjukkan seorang pria memaki-maki salah satu rumah sakit di Medan gara-gara tak terima orang tuanya dinyatakan terpapar Corona dan dirawat viral. Gugus Tugas COVID-19 Medan pun buka suara.

Dalam video viral yang dilihat detikcom, Jumat (24/7/2020), pria tersebut terlihat berdiri di luar pagar salah satu rumah sakit. Dia kemudian menyebut nama salah satu rumah sakit sambil mengucap kata 'biadab' dan 'binatang'.

"Orang tuaku tidak penyakit COVID tapi dibuat penyakit COVID, mereka tidak ada berani keluar untuk bertanggung jawab," ucap pria berkaus hitam tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pria tersebut juga menuding pihak RS sengaja membuat orang tuanya dinyatakan terkena COVID-19 untuk mendapatkan keuntungan. Dia pun menantang pihak RS untuk menjumpainya.

"Jangan semakin banyak korban, orang tidak COVID dibilang COVID supaya cair dana," ucap pria itu.

ADVERTISEMENT

Pengunggah tak menjelaskan kapan video tersebut direkam. Namun, video tersebut diduga direkam di depan RS Martha Friska, Jalan Multatuli, Medan, yang memang menjadi salah satu rumah sakit rujukan COVID-19 di Medan.

Juru Bicara Gugus Tugas COVID-19 Medan, Mardohar Tambunan, mengatakan dirinya belum mendapat informasi detail soal video tersebut. Meski demikian, dia memberi penjelasan soal protes dari pasien ataupun keluarga pasien soal pihak RS yang melakukan pemeriksaan COVID-19 meski datang dengan keluhan penyakit tertentu, seperti jantung, stroke, ataupun penyakit paru.

"COVID itu mendukung kali kalau ada dia kena jantung, kena stroke, kenak DM, kenak TB paru, semua penyakit-penyakit yang bisa mengganggu organ tubuh pasti dibantunya terus makin hancur. Itulah kerja COVID ini. Orang tifus pun aja bisa," ucapnya.

Tonton video 'Di Balik Alasan Pemerintah Tak Lagi Update Kasus Harian Covid-19':

[Gambas:Video 20detik]



Dia juga memberi penjelasan soal pasien ataupun keluarga pasien yang protes karena merasa terpapar COVID-19 setelah datang ke RS. Dia mengingatkan soal banyaknya orang tanpa gejala (OTG) Corona di Medan yang berpotensi menularkan virus tersebut ke orang lain.

"Loh kok sampai RS jangan-jangan RS ini pembawa kuman. Salah. Coba dikembalikan ke pasien. Anda yakin nggak anda sendiri sudah bersih? Jangan-jangan dari Anda. Kan gitu jawabannya. OTG kan banyak yang berkeliaran di Medan ini. Kenapa dibilang banyak, karena banyak nggak ngaku status," ujarnya.

Dia mengatakan Pemko Medan terus melakukan pelacakan riwayat orang-orang yang diduga terpapar COVID-19. Dia Menurutnya, banyak orang yang ketakutan jika diminta mengikuti rapid test ataupun tes swab.

Selain itu, Mardohar menilai pria yang memaki-maki RS tersebut tidak mengetahui prosedur pemeriksaan pasien. Menurutnya, ada orang-orang yang tak percaya pada COVID-19.

"Kalau memang dia memaki-maki RS, itu wajar saja karena dia tidak tahu alur yang sebenarnya bagaimana. Dan itu memang kalaupun dijelaskan ya percuma saja karena orang sudah merasa COVID ini kan penyakit ecek-ecek kan, tapi matinya betulan," tuturnya.

Screenshot video viral pria maki RS di MedanFoto: Screenshot video viral pria maki RS di Medan

Dia mengatakan pihak RS melakukan perawatan pasien COVID-19 setelah melakukan pemeriksaan. Menurutnya, RS tidak boleh asal-asalan menyatakan seorang pasien positif Corona.

"Jadi kalau dia marah-marah wajar, cuma kalau diambil dari sisi yang sebenarnya kenapa RS itu membuat dia pengobatan secara COVID, itu kan udah di-rapid, reaktif. Tapi dia nggak sakit itu, sakit ini, Pak, iyalah. Sekarang apa yang membuat RS itu melakukan rapid, pertama adalah gejala penyakitnya itu pasti ada gejala rapid, contoh, demam-batuk-pilek. Sekarang ini gejala-gejala COVID ini banyak, karena dia udah berkembang dia," ujar Mardohar.

Halaman 2 dari 2
(haf/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads