Massa yang menamakan Komunitas Pekerja Seni Jakarta, khususnya industri dangdut organ, menggelar aksi unjuk rasa di depan Balai Kota DKI Jakarta. Peserta aksi itu berasal dari pemain musik organ, biduan dangdut, rias pengantin, hingga pemilik sound system.
Beberapa orasi pun disampaikan oleh peserta aksi. Mereka menuntut agar diizinkan kembali untuk manggung.
Pantauan detikcom di lokasi, Kamis (23/7/2020), setelah melakukan orasi, beberapa biduan yang turut dalam aksi menyumbangkan beberapa lagu. Bersama massa lain, mereka asyik berjoget.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan alunan kendang, para biduan itu kompak bergoyang. Selain itu, massa lainnya turut menyawer biduan yang tengah bernyanyi.
![]() |
Kemudian ada salah seorang yang mengambil kardus untuk menaruh uang saweran. Para biduan bernyanyi seolah-olah sedang manggung seperti sebelum terjadi pandemi COVID-19.
Dalam aksinya itu, peserta aksi juga turut membawa sejumlah spanduk dengan berbagai tulisan tuntutan. Salah satu tulisan dalam spanduk itu meminta agar izin usahanya kembali dibuka.
"Jika harus milih, lebih baik diizinkan manggung daripada dikasih bantuan," begitu tulisan di salah satu spanduk.
Selain itu, ada spanduk yang menyatakan kerinduan suasana manggung.
"Kami rindu suasana hajatan," begitu tulisan spanduk di kertas warna kuning.
Kemudian, ada juga spanduk yang menyatakan kerinduannya menerima uang saweran ketika manggung.
"Kami rindu duit saweran di kardus badak," tulis salah satu spanduk.
Dalam aksi tersebut, massa juga turut membawa keranda mayat dengan kain berwarna putih. Keranda tersebut turut diberi tulisan 'matinya pekerja seni'.
"Meminta kepada Gubernur DKI Jakarta untuk para pekerja seni biar bisa beraktivitas kembali seperti biasa," ujar koordinator aksi, Asep Awal.
(idn/idn)