BMKG: Banjir Bandang Luwu Utara Tak Terkait Gempa Tektonik

BMKG: Banjir Bandang Luwu Utara Tak Terkait Gempa Tektonik

Nur Azizah Rizki Astuti - detikNews
Selasa, 21 Jul 2020 08:07 WIB
Sejumlah alat berat mengeruk material lumpur yang menutup jalan trans Sulawesi di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Senin (20/7/2020). Sejumlah jalan termasuk jalan trans Sulawesi terus dilakukan pengerukan lumpur akibat banjir bandang untuk memperlancar jalur transportasi. ANTARA FOTO/Abriawan Abhe/wsj.
Banjir bandang di Luwu Utara (Abriawan Abhe/Antara Foto)
Jakarta -

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan banjir bandang yang melanda Luwu Utara, Sulawesi Selatan, tak dipicu adanya longsoran akibat gempa tektonik. Banjir bandang disebut terjadi karena curah hujan yang tinggi.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, awalnya menjabarkan sejumlah getaran gempa yang dirasakan di Kabupaten Luwu Utara, yang meliputi:
1. Gempa Luwu Utara 25 Agustus 2017 (M 4,3) dirasakan III MMI.
2. Gempa Luwu Utara 8 April 2020 (M 5,0) dirasakan II MMI.
3. Gempa Luwu Utara 11 April 2020 (M 4,2) dirasakan II MMI.
4. Gempa Luwu Utara 13 Juni 2020 (4,2) dirasakan II MMI.

Skala II MMI disebutnya termasuk kategori getaran ringan. Getaran gempa dengan skala ini, kata Rahmat, belum mampu memicu terjadinya longsoran.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hasil monitoring BMKG menjelang terjadinya banjir bandang juga tidak mencatat adanya aktivitas gempa tektonik di wilayah Kabupaten Luwu Utara. Sehingga peristiwa banjir bandang yang terjadi tidak ada kaitannya dengan kejadian longsoran yang diakibatkan gempa," kata Rahmat Triyono dalam keterangannya, Selasa (21/7/2020).

Rahmat mengatakan salah satu penyebab banjir bandang di Luwu Utara adalah akumulasi curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Hujan yang turun terutama melanda wilayah perbukitan di Masamba.

ADVERTISEMENT

"Berdasarkan pengukuran hujan yang sampai ke bumi dan estimasi dari satelit cuaca memperlihatkan bahwa salah satu penyebab terjadinya banjir bandang di Luwu Utara pada tanggal 13 Juli 2020 adalah akumulasi curah hujan yang terjadi dalam beberapa hari sebelumnya dengan intensitas sedang hingga lebat yang turun di wilayah Masamba dan sekitarnya, terutama di wilayah perbukitan sebelah utara dan timur laut," ujarnya.

Lebih lanjut, Rahmat menjelaskan perlu kajian komprehensif untuk mengetahui penyebab banjir yang sesungguhnya. Menurutnya, perlu data lapangan terutama terkait kondisi daerah aliran sungai (DAS) dan kondisi lahan di wilayah hulu.

"Untuk mengetahui penyebab banjir bandang yang sesungguhnya, diperlukan kajian yang komprehensif berdasarkan data lapangan, khususnya kondisi daerah aliran sungai dan kondisi lahan di wilayah hulu, apakah terjadi penggundulan hutan atau konversi lahan yang dapat memicu terjadinya peningkatan aliran permukaan (run off) sehingga memicu terjadinya banjir bandang," jelasnya.

Sebelumnya diberitakan, banjir bandang menyapu permukiman warga di ibu kota Kabupaten Luwu Utara, yakni Masamba, dan sekitarnya, pada Senin (13/7) sekitar pukul 19.00 Wita. Akibat banjir bandang ini, rumah-rumah terendam dan puluhan orang meninggal.

(azr/mae)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads