Polisi menangkap dua pelaku bobol rekening nasabah bank BUMD di tiga daerah. Uang ratusan juta berhasil digasak setelah mengambil struk bekas penarikan di anjungan tunai mandiri (ATM).
Adapun kedua pelaku yang ditangkap yakni Aziz Kendi (36) warga Brebes dan Mujianto warga Bengkulu. Keduanya ditangkap usai membobol bank Sumsel-Babel di Indralaya.
"Dua pelaku ini beraksi dengan membobol rekening bank daerah atau BUMD. Sampai saat ini ada tiga nasabah dan rekeningnya dibobol," tegas Kasubdit III Jatanras Polda Sumsel, Kompol Suryadi ditemui di Subdit Jatanras, Senin (20/7/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diakui Suryadi, dari ketiga bank itu nilainya bervariasi. Bank Lampung Rp 70 juta, bank Sultra 120 juta dan bank Sumsel-Babel Rp 116 juta.
"Modusnya dengan memalsukan rekening dan data nasabah. Jadi data KTP nasabah dipalsukan, kemudian itu dipakai oleh para pelaku untuk beraksi," kata Suryadi.
Aksi para pelaku tercatat sudah dilakukan mulai tahun 2018 lalu. Ada lima orang dari komplotan ini dan tiga orang masih dalam pengejaran.
"Ada laporan korban di Indralaya, Ogan Ilir bilang saldonya tiba-tiba hilang. Setelah ini dilakukan penyelidikan terungkap kalau pelaku lintas provinsi dan jaringannya juga luas," kata Suryadi.
"Kami imbau masyarakat yang baru narik uang jangan tinggalkan struk. Karena ini yang digunakan para pelaku untuk bobol dan tarik dana nasabah," tegasnya.
Kanit II Subdit Jatanras, Kompol Bakhtiar menyebut para pelaku ditangkap pada 18 Juli kemarin. Tiga pelaku yang kini sudah diketahui identitasnya masih diburu.
"Ada tiga pelaku lagi masih kami kejar. Tiga pelaku itu adalah otak utamanya," katanya.
Adapun Mujianto diketahui sebagai orang yang menerima uang hasil bobol rekening. Sementra Aziz bertindak sebagai pembuat data KTP dan buku rekening palsu.
"Cara transaksinya mereka datang ke bank bilang mau ambil uang. Di kasir bilang jika ATM tinggal, jadi di situ diminta KTP sama kasir. Untuk KTP ini sudah diganti semua," kata Bakhtiar.
Seorang pelaku, Mujianto mengaku bank daerah lebih mudah untuk dibobol. Sebab tidak banyak persyaratan yang dibutuhkan saat akan transaksi.
"Bank lokal lebih mudah. Jadi tidak pernah bobol bank nasional. Biasanya kami ambil struk-struk bekas penarikan untuk dapat nomor rekening nasabah," terang Mujianto singkat.
Dari para pelaku, polisi mengamankan KTP palsu, buku tabungan dan alat yang dipakai untuk beraksi. Di mana para pelaku beraksi dengan tugas masing-masing dan dapat bagian sesuai tugas.
(ras/idn)