Pemerintah kembali mengumumkan perkembangan kasus positif virus Corona (COVID-19) di Indonesia. Per 18 Juli, ada tambahan 1.752 kasus sehingga total kasus positif virus Corona menjadi 84.882 kasus.
Pengumuman ini disampaikan dr Achmad Yurianto selaku Jubir Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Sabtu (18/7/2020). Cut off pengumpulan data dilakukan hingga pukul 12.00 WIB.
"Dari pemeriksaan ini kita dapatkan kasus terkonfirmasi positif 1.752 orang. Sehingga total 84.882 orang," kata Yuri seperti yang disiarkan oleh akun YouTube BNPB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, kasus konfirmasi positif virus Corona pada hari Jumat (17/7) bertambah 1.462 (akumulatif 83.130). Sementara itu, total pasien yang sudah dinyatakan sembuh ada 41.834. Sedangkan pasien yang meninggal bertambah 84, sehingga total menjadi 3.957.
Sementara itu, anggota Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional Percepatan untuk Penanganan COVID-19 dr Reisa Broto Asmoro mengungkap data survei soal stigma terkait COVID-19. Dia mengatakan bahwa ada banyak tenaga medis dan pasien yang dikucilkan masyarakat karena COVID-19.
"Hasil lainnya menyatakan 135 perawat pernah diminta meninggalkan tempat tinggalnya. 66 responden mengalami ancaman pengusiran," jelas dr Reisa.
Tonton video 'dr Reisa Ingatkan Bahaya Stigma pada Pasien dan Nakes Corona':
Berikut ini pernyataan lengkap pemerintah terkait situasi Corona di Indonesia per 18 Juli 2020:
dr Reisa Broto Asmoro
Selamat sore saudara-saudari, berdasarkan beberapa kajian terkini terkait COVID-19 kami menyimpulkan bahwa rapid test masih diperlukan sebagai salah satu upaya yang membantu mengetahui apakah seseorang terinfeksi COVID-19 atau tidak.
Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa sebagian dari kita bisa tidak menunjukkan gejala sakit meskipun terjangkit COVID-19. Merupakan tanggung jawab kita untuk tidak menulari orang lain, terutama kelompok rentan, seperti orang tua kita yang lanjut usia, orang dengan penyakit penyerta, serta mereka yang memiliki gangguan imunitas. Tanggung jawab tersebut dapat kita wujudkan dengan salah satunya adalah dengan rutin memeriksakan diri, salah satunya melalui rapid test dan kemudian swab test apabila diperlukan atau dianjurkan dokter atau tenaga kesehatan lainnya.
Sebelum membahas tentang pemeriksaan laboratorium COVID-19, saya mau mengingatkan stigma dan stereotipe negatif yang diberikan oleh individu atau kelompok masyarakat terhadap tenaga kesehatan atau pasien COVID-19. Itu semua tidak berguna dan tidak memberikan sumbangan apa pun terhadap pengendalian COVID-19. Bahkan, menurut pandangan pakar kesehatan justru dapat berkontribusi terhadap tingginya kematian terhadap virus Corona karena tidak segera ditangani sejak awal.
Hasil survei Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia dan Ikatan Perawat Jiwa Indonesia dalam siaran tertulisnya tanggal 11 April 2020 menyatakan bahwa sebanyak 140 perawat pernah merasa dipermalukan karena statusnya sebagai perawat kasus COVID-19. Atau bertugas di RS perawatan COVID-19. Jajak pendapat ini dilakukan awal April 2020 terhadap 2.050 perawat se-Indonesia.
Hasil lainnya menyatakan 135 perawat pernah diminta meninggalkan tempat tinggalnya. 66 responden mengalami ancaman pengusiran. 160 responden mengakui orang-orang sekitarnya menghindari mereka dan 71 responden mengaku masyarakat ikut menjauhi keluarga mereka.
Saudara-saudari, mari setop stigma negatif pada perawat, dokter, pasien COVID-19 dan keluarga mereka. Sejalan dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan perlindungan terhadap masyarakat. Pemerintah Indonesia melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 menghargai berbagai masukan dari berbagai pihak termasuk masukan dari Perhimpunan Dokter Patologi Klinik atau Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik Indonesia (PDS Patklin) tentang penggunaan rapid test. Seperti dijelaskan Pedoman Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 revisi kelima oleh Kementerian Kesehatan RI, bahwa penggunaan rapid test tidak digunakan untuk kepentingan diagnostik pada kondisi keterbatasan kapasitas pemeriksaan PCR atau tes dengan sample swab, rapid test bisa digunakan sebagai penapisan atau screening pada populasi tertentu yang dianggap berisiko tinggi.
Dan pada situasi khusus pada pelaku perjalanan serta untuk menguatkan kontak erat dan pada kelompok-kelompok rentan resiko. Badan Kesehatan Dunia (WHO) pun menunjukkan bahwa rapid test digunakan untuk penelitian epidemiologi. Atau penelitiannya yang berhubungan dengan pencegahan dan penelitian lainnya Corona ini. Perkembangan rapid test mengikuti teknologi terkini dan mengikuti rekomendasi dari WHO. Dan berita baiknya, Indonesia kini sudah bisa membuat alat rapid test sendiri dengan tingkat akurasi tinggi. Ini membantu deteksi agar lebih banyak dan lebih meluas.
Selain itu, pemerintah mendukung pembuatan alat PCR buatan dalam negeri sesuai arahan Presiden pemeriksaan PCR akan ditingkatkan hingga 30 ribu per harinya. Namun pemeriksaan PCR tidak akan dilakukan tanpa arah dan strategi yang jelas. Pengambilan spesimen dari pasien yang memenuhi definisi kasus suspect COVID-19 merupakan prioritas. Terutama untuk manajemen klinis dan pengendalian wabah yang harus dilaksanakan secara cepat. Spesimen yang didapatkan melalui suspect tersebut akan melalui pemeriksaan dengan metode deteksi molekuler Nucleic acid amplification tests (NAATs) atau PCM yang digunakan untuk pemeriksaan, dan mesin pemeriksaan HIV, dan yang digunakan untuk memeriksa HIV.
Pengembalian sample PCR atau CTM yang direkomendasikan adalah pengembalian dengan bila di nasofaring atau di ujung hidung atau ujung tenggorokan dalam. Pemeriksaan tersebut adalah dengan masukan dakron atau rayon steril dengan tangkai plastik swab yang tangkai lebih lentur. Sample cairan tersebut akan dikirim ke laboratorium dan saat ini sudah dikirimkan swab untuk menguji sample dan spesimen yang tiba tersebut akan diperiksa dengan deteksi molekuler. Tujuannya untuk melihat apakah genetik virus yang terdeteksi.
Jadi tidak perlu khawatir atau ragu jika dilakukan tindakan pemeriksaan karena tidak berbahaya sama sekali. Dan ini sangat berguna untuk mengetahui status kesehatan kita. Dan yang sangat penting agar dapat dilakukan tindakan cepat untuk mengobati apabila kita terinfeksi.
Pemerintah senantiasa melakukan evaluasi dan berbagai protokol termasuk penanganan COVID-19, yakni dari pengujiannya, termasuk rapid test maupun swab.
Seperti yang sudah kami tekankan sebelumnya, ilmu pengetahuan tentang COVID-19 masih terus berkembang. Selalu update terkini dan dapatkan informasi dari sumber terpercaya. Seperti COVID-19.go.id atau siaran pers Gugus Tugas yang disiarkan pula oleh TVRI, RRI dan oleh Antara serta live stream di berbagai media sosial BNPB, Gugus Tugas dan Kemenkominfo. Mari bersatu kita lawan COVID-19. Apabila bersama-sama, kita pasti bisa.
Salam sehat dari saya.
Achmad Yurianto
Saudara-saudara, hari kita akan kembali melaporkan tentang data yang kita dapatkan dari berbagai RS termasuk laboratorium dan dinas kesehatan yang kita himpun berjenjang, mulai dari kabupaten kota, provinsi dan seterusnya ke pusat. Spesimen yang kita periksa hari ini sebanyak 25.552 spesimen.
Sehingga total yang sudah kita periksa sampai hari ini adalah 1.201.014 spesimen. Dari pemeriksaan ini kita dapatkan kasus terkonfirmasi positif 1.752 orang. Sehingga total 84.882 orang. Kalau kita perhatikan sebaran yang dilaporkan per hari sebagai berikut. DKI Jakarta kasus baru, 346 orang melaporkan sembuh 124 orang. Kemudian Jawa Tengah kasus baru 266 orang sembuh 235 orang. Jawa Timur hari ini melaporkan kasus baru 204 orang dan kasus sembuh sebanyak 555 orang. Sulawesi Selatan kasus baru 168 orang dan kasus sembuh 81 orang. Kalimantan Selatan, Sumatera Utara 147 orang kasus baru dan 34 sembuh dan Kalimantan Selatan 107 kasus baru dan 88 sembuh. 17 Provinsi hari ini melaporkan penambahan kasus di bawah 10 dan ada yang menambah provinsi tanpa ada penambahan kasus. Di antaranya adalah Aceh tanpa ada kasus. Kalimantan Barat tidak ada kasus sama sekali namun melaporkan 6 sembuh.
Kemudian Kalimantan Tengah melaporkan tidak ada kasus dan melaporkan 30 sembuh. Kalimantan Utara tidak ada kasus baru dan satu orang sembuh. Jumlah sembuh yang kita akumulasikan hari ini adalah 1.434 orang. Sehingga total kasus sembuh menjadi 43.268 orang.
Kasus meninggal 59 orang sehingga totalnya menjadi 4.016 orang. Kasus suspect yang kita pantau hari ini sebanyak 37.593 orang. Ada 464 Kabupaten/Kota yang terdampak di 34 Provinsi.
Saudara-saudara, mari kita memahami kembali bahwa kasus konfirmasi positif tanpa gejala kita tidak akan rawat di rumah sakit. Karena memang tidak ada gejala dan tidak ada indikasi untuk dirawat di rumah sakit. Beberapa daerah sudah membuat isolasi secara kelompok dengan pengawasan yang ketat. Karena dikhawatirkan ini akan menjadi sumber penularan di daerah-daerah kita. Namun beberapa daerah ada yang masih memberikan kebebasan untuk melaksanakan isolasi secara mandiri. Ini yang harus kita pahami bahwa masih ada kemungkinan belum terdeteksi kasus terkonfirmasi positif tanpa gejala.
Oleh karena contact tracing. Penelusuran kontak dekat dengan kasus konfirmasi positif menjadi sesuatu yang penting. Kami yakin dinas kesehatan daerah dengan seluruh jajaran kesehatannya termasuk Puskesmas telah melaksanakan upaya untuk melaksanakan tracing dengan agresif.
Sehingga diharapkan kita bisa mengidentifikasi kontak dekat dan secara massif kita lakukan testing dengaan real time tes PCR hanya dalam memastikan apakah ini akan jadi sumber penularan untuk lainnya.
Kasus suspect sebagian besar teridentifikasi dengan keluhan sakit dan berada di rumah sakit. Oleh karena itu kasus konfirmasi positif tanpa gejala atau asimtomatis ini menjadi perhatian kita bersama. Oleh karena itu patuhi protokol kesehatan untuk selalu menjaga jarak, menggunakan masker dan cuci tangan.
Hindari kerumunan, beberapa saat lagi, sebagian besar dari saudara-saudara kita yang muslim akan melaksanakan Idul Adha. Oleh karena itu patuhi protokol kesehatan, tidak dengan kita membuat secara khusus tetapi menjaga jarak, menggunakan masker, menghindari kerumunan dan mencuci tangan harus dipatuhi.
Inilah upaya yang bisa kita lakukan untuk menghindari sebaran COVID-19 ini. Kita lakukan bersama dan kita pasti bisa melakukannya. Terima kasih dan selamat sore.