dr Yovi hanya menanggapinya santai saja. "Hanya akan menghabiskan energi saja menanggapinya. Nanti saya malah jadi bodoh," kata Yovi, yang merupakan jubir Gugus Tugas COVID-19 Riau.
Meski demikian, Yovi membenarkan kata-kata yang ada dalam foto unggahan Jerinx itu merupakan ucapannya. Dia mengatakan ucapan tersebut terlontar karena dirinya menilai banyak masyarakat yang tak percaya pada bahaya COVID-19.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Betul saya berbicara, yang tidak percaya dengan COVID-19, silakan masuk ruang isolasi tanpa APD. Ini saya sampaikan karena masih banyak masyarakat yang tidak percaya dengan COVID-19, padahal angka kematian terus bertambah, mencapai 50 orang mati setiap hari (secara nasional)," kata Yovi.
Dia menilai masyarakat sering mengabaikan protokol pencegahan COVID-19 yang telah dianjurkan pemerintah. Yovi pun mengaku ogah menanggapi lebih jauh posting-an Jerinx. Yovi mendoakan Jerinx dan keluarga selalu diberi kesehatan.
"Kalau soal IG itu saya malas menanggapinya. Saya doakan semoga dia dan keluarganya diberi kesehatan," tutup Yovi.
Terlepas dari kehebohan posting-an Jerinx, Kepala Laboratorium Departemen Ilmu Sosiologi Universitas Sumatera Utara (USU) Muba Simanihuruk punya analisis sendiri soal fenomena masyarakat yang tak percaya bahaya Corona. Muba memulai penjelasan soal budaya masyarakat yang percaya terhadap hoax serta konspirasi di balik COVID-19.
"Hoax dan konspirasi terjadinya Corona merasuki dan dianggap kebenaran. Refleksi budaya dan perilaku fatalistik dan escapisme sebagian masyarakat," kata Muba.
Selanjutnya, Muba mengambil contoh tokoh-tokoh yang dinilai seakan anggap remeh terhadap bahaya COVID-19, antara lain Presiden Brasil Jair Bolsonaro, Presiden AS Donald Trump, termasuk musisi Jerinx.
Dia menilai orang-orang menganggap remeh COVID-19 ini muncul karena merasa kecil kemungkinan dirinya terpapar virus. Padahal, di Indonesia, sudah ada 83.130 orang yang dinyatakan positif Corona dan 3.957 orang di antaranya meninggal dunia.
(rdp/jbr)