Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memberkan penghargaan bergengsi kepada wartawan detikcom di Pekanbaru, Riau, Chaidir Anwar Tanjung. Penghargaan ini sebagai bentuk apresiasi atas pemberitaan dalam penanganan konflik harimau Sumatera dengan manusia.
Penghargaan ini diberikan langsung Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Wiratno, dalam kunjungan kerjanya di Riau, Kamis (16/7/2020). Penyerahan piagam penghargaan ini berlangsung di Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, di Jl Subrantas, Pekanbaru.
KLHK menilai wartawan detikcom di Pekanbaru selama ini aktif berperan dalam pemberitaan penanganan konflik harimau sumatera dengan manusia terhitung dari April 2019 hingga April 2020.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kawasan konflik sepanjang tahun ini terjadi di Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Riau. detikcom dinilai ikut andil dalam penyajian berita selama penanganan konflik sekaligus mengedukasi masyarakat untuk tidak membunuh satwa yang dilindungi.
"Kami dari KLHK mengucapkan terima kasih atas partisipasinya dalam pemberitaan konflik satwa selama ini sekaligus mengedukasi masyarakat lewat pemberitaan di detikcom. Bagi kami media salah satu wadah untuk bisa menyampaikan segala misi konservasi kami ke masyarakat," kata Wiratno saat menyerahkan piagam penghargaan kepada Chaidir Tanjung.
Wiratno menyebutkan pihaknya untuk kedua kalinya memberikan penghargaan kepada detikcom yang tetap konsisten dalam pemberitaan soal isu lingkungan. Penghargaan pertama diterima pada Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) pada Agustus 2018 yang dipusatkan acaranya di Batam, Kepri.
Selain diberikan ke wartawan kami, penghargaan yang sama juga diberikan KLHK kepada Pemkab Inhil, Kodim 0314 Inhil, Polres Inhil yang ikut serta dalam menangani konflik harimau dengan manusia.
Pihak KLHK juga memberikan penghargaan yang sama ke sejumlah perusahaan yang menyelamatkan harimau liar. Pihak perusahaan ini yang pertama kali mengetahui adanya harimau liar yang meraung karena jeratan yang dipasang manusia tak bertanggung jawab. Harimau tersebut masih bisa diselamatkan dengan kondisi kaki depannya terjerat slink kawat.
"Peran serta semua pihak dalam penanganan konflik harimau dengan manusia sangat penting bagi kami. Karena kami tidak mungkin menangani permasalahan ini sendirian. Harus melibatkan semua pihak untuk penyelamatan satwa khususnya harimau sumatera," kata Wiratno.
Dia juga memberikan penghargaan yang sama terhadap personel BBKSDA Riau di bawah tampuk pimpinan Suharyono.
"Terima kasih kepada Pemkab Inhil, Kodim dan Polres Inhil, pihak perusahaan dan media dan jajaran BKSDA Riau atas kerjasamanya selama ini," tutup Wiratno.
(cha/tor)