Banjir bandang yang terjadi Luwu Utara (Lutra) merendam enam kecamatan yang membuat sebagian ruas jalan trans Sulawesi ditutup atau tertutup material lumpur. Kondisi terparah dengan lumpur setinggi lebih dari satu meter terjadi di wilayah Radda dan Masamba.
Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah mengatakan fokus utama penanganan pasca banjir bandang Luwu Utara adalah penyelamatan warga serta memastikan ketersediaan logistik, termasuk air bersih dan jaringan komunikasi
"Langkah awal yang dilakukan pasca banjir, pertama mencari keluarga yang belum ditemukan. Kedua memastikan logistik tersedia, seperti air bersih. Ketiga pulihkan jaringan listrik dan jaringan komunikasi," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (17/7/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lanjutnya, bersama Kapolda, Pangdam dan Kajati, ia datang untuk memberikan dukungan kepada bupati dan pemerintah setempat agar dapat berkonsentrasi menyelamatkan warga dan menyelesaikan kondisi ini dengan cepat.
"Dan Bapak Presiden juga sudah menyampaikan rasa prihatinnya dengan kondisi ini. Dan beliau langsung memerintahkan Panglima TNI, terus Menteri PUPR, kepala BNPB untuk betul-betul bersatu datang ke Luwu Utara untuk menyelesaikan berbagai hal," ungkapnya.
Sementara itu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono yang meninjau lokasi banjir tersebut menyebutkan ada tiga prioritas utama penanganan pasca banjir Luwu Utara. Pertama yakni memperbaiki akses jalan. Kedua, relokasi warga terdampak dan ketiga pembenahan tanggul dan normalisasi sungai.
"Prioritas (utama) membersihkan konektivitas ini. Saya beri waktu sampai hari Minggu sudah harus bersih. Di tiga tempat ini, yakni di Sungai Rongkong, Sungai Randa dan Sungai Masamba ini," ujar Basuki.
Basuki mengatakan tanggul juga akan dibuat, sebab air sungai meluap ke kota ini. Sementara, warga yang tinggal di bantaran sungai akan direlokasi dan siapkan rumah hunian tetapnya.
"Sungainya dilakukan normalisasi, karena dasar sungainya sudah naik bahkan ketebalannya mencapai delapan meter," imbuhnya.
Diketahui, Kementerian PUPR melalui BBWS Pompengan Jeneberang menambah alat berat guna mempercepat penanganan darurat banjir bandang. Tambahan alat berat dikerahkan ke Desa Radda yang terdampak paling parah.
Sebelumnya, Kementerian PUPR telah mengerahkan 3 excavator, 1 dozer, dan 2 dump truck. Selain itu ada pula 4 excavator dari instansi setempat yang membantu proses penanganan darurat.
Mengingat, banjir bandang pada Senin (13/7) malam itu disebabkan luapan air Sungai Masamba menyusul hujan berintensitas sangat tinggi di hulu sungai. Luapan air sungai tersebut membawa material lumpur dan batang pohon berukuran besar.
Penanganan darurat juga dilakukan Kementerian PUPR dengan membangun tanggul karung pasir mencegah kembalinya meluap air sungai, serta menyediakan fasilitas air bersih, sanitasi dan bantuan sembako bagi pengungsi.
(prf/mpr)