Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo memeriksa puluhan sapi yang akan dijual untuk hewan kurban di kompleks Pasar Dungingi Kota Gorontalo. Pemeriksaan ini untuk menjamin kesehatan hewan kurban dari berbagai penyakit, terutama antraks.
"Tadi kami mengambil sampel darah, itu untuk pemeriksaan antraks. Karena di Gorontalo beberapa hari kemarin ada terjadi kasus antraks. Jadi dikhawatirkan itu. Semua masyarakat pasti bertanya, bagaimana itu kasus antraks. Makanya kami memeriksa dengan mengambil sampel darah," kata Koordinator Tim Pemeriksa Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo, drh Feny R Rumporok, Selasa (14/7/2020).
Feny menyatakan tim pemeriksa akan turun memeriksa setiap hewan yang dijual untuk hewan kurban Idul Adha nanti. Salah satunya ada lokasi penjual sapi yang ada di Pasar Dungingi, Kota Gorontalo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pemeriksaan ini dalam rangka Idul Adha, kami dari dinas pertanian provinsi dan kabupaten/kota. Kali ini kita datang di Kota Gorontalo bekerjasama dengan dinas pertanian kota untuk melakukan pemeriksaan. Kalau sapi itu sehat kami berikan label sehat," jelas Feny.
Dia juga menambahkan tidak semua sapi sehat akan diberi label sehat. Sapi yang diberi label sehat setelah dilakukan pemeriksaan, seperti tanduk dan tetrisnya harus simetris. Selain itu, kata Feny, kulit sapi tidak cacat dan sapi itu tidak pincang.
![]() |
"Kami juga melihat dari gigi atau dari usia sapi. Hewan kurban itu harus di atas dua tahun. Jadi ketika sudah memiliki persyaratan semua kita berikan label sehat," ungkapnya.
Sementara itu, menurut salah satu pedagang sapi kurban, Fachri Said, penjualan sapi kurban saat ini mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Biasanya, dua minggu menjelang Idul Adha penjualan sapi sudah banyak. Ini disebut akibat pandemi virus Corona (COVID-19).
"Sekarang ada wabah virus Corona mempengaruhi penjualan. Jadi dalam minggu-minggu ini permintaan agak menurun jika dibandingkan dari tahun sebelumnya, turun sekitar 10 persen. Untuk satu ekor sapi harga stabil yakni pasaran Rp 10 juta sampai Rp 15 juta, ada juga yang sampai Rp 30 juta tergantung sapi," ucap Fachri.
Dia juga mengaku terbantu dengan pemeriksaan hewan sapi kurban yang dilakukan Dinas Pertanian. Dengan begitu, menurut Fachri, hewan sapi yang akan dijual dinyatakan sehat dan bebas dari penyakit.
"Memang pemeriksaan ini sangat bagus, karena untuk menentukan kualitas sapi yang akan kami jual untuk hewan kurban. Sapi yang saya jual dijamin tidak ada penyakit antraks," tutupnya.
(elz/ear)