Jumlah positif Corona di Sumatera Utara (Sumut) terus bertambah menjadi 2.197 kasus. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sumut punya analisis serta kekhawatiran soal peningkatan kasus positif Corona yang terus terjadi.
Ketua IDI Sumut, Dr Edy Ardiansyah, mengatakan penanganan pandemi merupakan permasalahan lingkungan. Menurutnya, sejauh ini pemerintah sudah membuat aturan hingga gugus tugas yang merangkul berbagai pihak.
"Jadi, saat ini kan profesi dokter ditekankan di dalam penanganan, baik di rumah sakit maupun sarana kesehatan. Bicara pandemi kan saya bilang dari awal bicara tentang lingkungan. Peraturan sudah ada, di gugus tugas ada elemen sosial, pendidikan, pemerintah semua bergerak. Bicara bagaimana mengatasi seperti ini, ya seperti dulu dibuat ada pengawasan tertutup, terpimpin dari satgas terhadap semua unsur. Kalau bicara penanganan kan bicara kemampuan daerah. Bagaimana daerah mengatasi penyebaran ini dengan baik, mulai dari semua tempat yang terkait kerumunan orang, mulai pajak, mal atau sarana-sarana lain disiapkan lah fasilitas-fasilitas. Itu usaha," ucap Edy, Sabtu (11/7/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Dia kemudian mengumpamakan kondisi pandemi ini seperti sistem ekonomi bebas. Menurutnya, pihak yang terlibat dalam sistem yang bebas harus membuat proteksi diri masing-masing agar terlindungi.
"Kita telah terbuka, kalau sudah terbuka artinya kan sama dengan membuat semacam kita ekonomi bebas. Kita ya protek diri lah, protek diri ini kan tidak lepas dari peran pemerintah, masyarakat dan sebagainya. Sejauh ini masyarakat siap untuk memprotek dirinya?" ucap Edy.
Edy menyebut masyarakat harus diberi pembelajaran secara terus menerus dan disiplin untuk mencegah penyebaran virus Corona. Dia mengaku khawatir fasilitas kesehatan di Sumut tidak sanggup kalau kasus positif Corona yang memerlukan perawatan terus bertambah.
"Pembelajaran itu harus, disiplin terus oleh pemerintah kalau tidak, sejauh mana kita tidak mampu melayaninya. Kita lihat satu fasilitas kesehatan di Sumut berapa kemampuan dari jumlah penduduk di Sumut," ujarnya.
"Pandemi tidak memandang umur, cepat naik. Kemampuan kita cuma berapa persen? Kita lihat kemampuannya, kita lihat yang selama ini hanya 10 persen sekian, kalau pandemi ini sampai menyebar 30 persen dari penduduk atau 40 persen dari penduduk, apa yang bisa kita buat. Itu kalau kita ambil ujungnya tapi kalau kita tidak ambil ujungnya, kita cegah diawal. Bukan hanya peranan dokter, tenaga medis, tenaga pemerintah ini semua memikirkan bagaimana memproteksi ini," tambahnya.
Dia juga bicara saran agar penyebaran virus bisa dikendalikan. Dia mengatakan ada sejumlah hal yang harus diperhatikan, mulai dari perilaku hingga sarana kesehatan. Masyarakat harus disadarkan soal pentingnya kesehatan hingga mahalnya biaya penanganan pandemi Corona.
"Kesehatan itu penting dan penanganannya mahal. Jadi masyarakat menyadarinya, kalau tidak penting nggak usah berbuat, yang penting-penting saja," ucapnya.
Sebelumnya, positif Corona di Sumut telah menembus angka 2.197 kasus per Jumat (10/7). Dari jumlah itu, 116 orang dinyatakan meninggal dunia dan 526 orang dinyatakan sembuh.
Pemerintah Sumut sendiri telah melakukan sejumlah langkah mulai dari menyiapkan rumah sakit khusus untuk isolasi pasien Corona hingga penanganan dampak Corona. Ada dana Rp 1,5 triliun yang disiapkan dan bakal digunakan secara bertahap untuk penanganan Corona di Sumut.