Banting Setir Bobby Menuju Pilkada Medan 'Kota Para Ketua'

Banting Setir Bobby Menuju Pilkada Medan 'Kota Para Ketua'

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 11 Jul 2020 12:59 WIB
Ahmad Arfah Lubis-detikcom/ Bobby Nasution
Bobby Nasution (Foto: Ahmad Arfah Lubis-detikcom)
Medan -

Bobby Nasution seolah sedang banting setir dari pengusaha masuk ke dunia politik. Kini, Bobby sedang berusaha meraih dukungan partai politik untuk bisa maju sebagai calon wali kota Medan pada Pilkada 2020.

Menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini pun mengungkap perbedaan yang dirasakannya saat masih fokus di dunia usaha dan kini terjun ke dunia politik dalam bincang-bincang bersama detikcom di Medan, Jumat (10/7/2020).

"Kalau enak ya pasti enakan jadi pengusaha ya. Pertama, apapun yang kita lakukan nggak terlalu disorot, paling disorotnya karena menantu Presiden gitu kan. Itu juga salah satu border bagi kami, bagi saya dan bagi anak-anak bapak yang lain ketika melakukan hal-hal yang aneh itu dipantau langsung, sama masyarakat atau sama keluarga," ucap Bobby.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sorotan, kata Bobby, makin bertambah ketika dirinya memutuskan maju sebagai calon wali kota Medan. Batasan-batasan terhadap apa yang bisa dilakukan dan tidak pun semakin bertambah.

"Ketika pindah ke politik, border itu lebih ketat lagi. Yang pertama, kita sampaikan ya untuk melakukan sesuatu yang tidak baik, border kita pasti lebih besar karena kami bukan hanya memikirkan pribadi, tapi juga keluarga," ujar Bobby.

ADVERTISEMENT

Ilustrasi Medan -- Menara air Medan (Haris Fadhil/detikcom) Foto: Ilustrasi Medan -- Menara air Medan (Haris Fadhil/detikcom)

Lalu, kenapa Bobby banting setir ke politik?

"Kenapa pindah haluan dari bisnis ke partai tentunya untuk masyarakat. Saya orang Medan, saya selalu dibilang tidak pernah tinggal di Medan, nggak pernah sekolah di Medan, nggak pernah ngapa-ngapain di Medan. Memang, saya bilang. Saya tidak tinggal di Medan karena memang ikut orang tua pindah-pindah di perkebunan sampai berkarir di Jakarta. Tapi hasilnya, selama saya tidak ada di Medan itu kan Medan juga tadi saya bilang Medan sepakat untuk bilang Medan lagi tidak baik-baik saja. Makanya, kita ingin Medan, mau membangun Kota Medan," ujar Bobby.

Bobby mengaku menyadari perbedaan antara dunia usaha dan pemerintahan. Salah satunya soal keberadaan birokrasi. Bobby pun sudah mewanti-wanti perbedaan iklim kerja antara dunia usaha dengan birokrasi pemerintahan.

"Saya masih muda, kalau pun saya nanti terpilih pasti kan banyak sekali yang senior di pemerintahan, di birokrasi. Yang pertama pasti kita buat pendekatannya sebagai kita yang muda jangan paling banyak sok tahu. Tapi, konsep dan pemikiran kerja kita harus terlaksana," tutur pria kelahiran 5 Juli 1991 ini.

Bobby mengatakan banyak contoh daerah yang bisa mengubah gaya birokrasi pemerintahannya menjadi lebih tanggap terhadap permasalahan warga. Bobby menyebut ada daerah yang melakukan perubahan dengan cara ekstrem dan dengan cara perlahan-lahan.

"Ada yang setiap bulan dia melakukan kayak ESQ, yang langsung di-ini-in sama Pak Ary Ginanjar itu. Nah, semua birokrat wajib ikut. Itu perlahan-lahan bakal berubah, karakter birokrat itu ya bekerja. Cara-cara seperti itu kan bisa kita adaptasi di sini," ujarnya.

Suami Kahiyang Ayu ini pun angkat bicara soal karakter warga Medan yang sering dianalogikan seperti 'kota para ketua'. Istilah itu juga salah satunya muncul karena seringnya orang-orang di Medan menggunakan kata 'ketua' dalam percakapan sehari-hari, misal 'ketua awak', 'mohon arahan ketua' dan lainnya. Bobby pun menilai istilah 'kota para ketua' tak bisa dihilangkan dari Medan.

"Kalau 'kota para ketua' tak bisa dihilangkan dari Medan. Tapi, kita harus paham kenapa Medan 'kota para ketua' tak bisa dihilangkan karena dari dulu, Medan itu sudah 'kota para ketua' tapi dulu kota saudagar. Dulu terbentuknya Medan itu, kalau tidak salah, bukan dari pemerintahannya dulu, tapi dari para saudagar ini baru pemerintahan datang," ucap Bobby.

Bobby Nasution (Haris Fadhil-detikcom)Foto: Bobby Nasution saat bincang-bincang bareng detikcom (Haris Fadhil-detikcom)

Bobby mengaku punya cara khusus agar program-program yang mau dikerjakannya berjalan lancar di 'kota para ketua'. Seperti apa?

"Saya pribadi, sebagai yang masih muda tadi, menerapkan konsepnya kolaborasi. Kita harus kolaborasi, kita nggak bisa hilangkan yang sudah ada di Medan, kita kolaborasi dengan mereka, menerapkan untuk membangun Medan. Karena tadi, semua sudah sepakat Medan ini harus berubah. Mau para 'ketua' tadi, mau masyarakatnya semua harus sepakat, tinggal cara kita mendekati, berkolaborasi sama mereka," ujar Bobby.

Terakhir, kader PDIP ini juga bicara tentang status dirinya sebagai menantu Jokowi. Bobby mengaku sadar berbagai pihak bakal membandingkan dirinya dengan Jokowi, terutama dari sisi kinerja, jika nantinya berhasil duduk sebagai Wali Kota Medan.

"Kalau untuk pekerjaan beliau di Solo dan Jakarta ya itu jadi motivasi kami. Harus lebih baik lagi lah, Medan ini daerah kita, kita harus paham daerah kita," pungkas Bobby.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads