Pemprov DKI Jakarta mengancam pedagang pasar yang tidak mau dites terkait Corona (COVID-19), maka akan dilarang berdagang. Beberapa pedagang mengaku siap mengikuti aturan.
"Kalau ada ya kita siap sih. Kalau posisi kita sehat mah nggak usah ragu kan. Ya kalau semisal diadain, ya kita ngikutin pemerintah saja," kata Titin (47), pedagang ayam potong saat ditemui di Pasar Kebon Pala, Kampung Melayu, Jakarta Timur, Jumat (10/7/2020).
Dia mengaku telah mendengar ancaman itu. "Ya kita mah ngikutin yang ada saja deh," ucap dia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pedagang lainnya, Jumirah (59), juga mengaku tak khawatir jika diminta tes terkait Corona. "Siap. Nggak, Nggak takut. Ya kalau saya dari program pemerintah di ini (diperiksa) kita ikutin saja insyaallah kita mau, kita siap," ujar pedagang kelapa ini.
Senada dengan Titin dan Jumirah, Rini (48) menyampaikan akan mematuhi arahan Pemprov DKI. Dia juga sudah pasrah dengan kondisi pasar yang dia nilai sepi.
"Ya kita mah kalau itu ikut mah, ikut saja. iya mau ditutup bagaimana lagi pemerintah ya, pasarnya aja kayak begini nih lihat, sepi. Ya terserah saja itu mah. Ya nggak apa-apa asal dijamin hidupnya," ungkap dia.
Diberitakan sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta dalam hal ini Deputi Gubernur Bidang Pengendalian Penduduk dan Pemukiman Provinsi DKI Jakarta Suharti memberi peringatan kepada pedagang pasar terkait tes massal Corona. Ia mengancam, apabila ada pedagang yang enggan dites Corona, maka tidak diperkenankan berdagang.
"Kalau tidak mau tes (Corona), mereka tidak boleh berdagang, maka dari itu mereka mau tidak mau ikut tes," kata Suharti dalam acara diskusi virtual yang disiarkan di channel YouTube Pokja PPAS, Kamis (9/7).
Ancaman ini berawal dari kendala Pemprov DKI Jakarta dalam melacak kasus baru virus Corona di pasar. Hal ini disebabkan karena beberapa pedagang menolak untuk dites Corona.
"Active finding case yang di pasar itu, (pedagang) tidak mau dites karena takut harus diisolasi. Kalau diisolasi tidak berdagang," tandas.