Teror ular sanca yang melilit ABG Y (13) hingga tewas di Serpong, Tangerang Selatan, masih menghantui warga. Perburuan petugas Pemadam Kebakaran belum membuahkan hasil.
Peristiwa itu berawal Y melihat ular sanca meliuk-liuk di pinggir Kali Sektor XII Kencana Loka, Serpong, Tangsel, pada Senin 6 Juli 2020 sekitar pukul 23.00 WIB. Maksud hati menangkap ular itu, Y malah dililit hingga tewas.
Tim Damkar Tangsel kemudian bergerak mencari ular yang disebut-sebut warga sebesar betis orang dewasa itu. Dari pantauan, Rabu (8/7/2020), setidaknya 13 petugas Damkar terlihat di lokasi yang berada di Kencana Loka, Serpong, itu. Sebagian dari mereka menyusuri sungai mencoba mencari ular itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Posisi sungai kecil itu berada tepat di samping jalan raya. Dinding pinggir kanan dan kiri sungai terlihat agak berlumut. Salah satu sisi pinggir kali ditumbuhi semak-semak dan tumbuhan liar.
Terdapat rongga-rongga di bawah salah satu sisi dinding kali. Terlihat pula ada beberapa lubang di bawah dinding. Air di kali mengalir tapi tidak terlalu tinggi. Kali tampak bersih, tidak terlihat adanya gumpalan sampah.
"(Ular) sudah lepas (dari korban) saat kami datang," kata Kadis Damkar Tangsel Uci Sanusi saat dihubungi detikcom, Rabu (8/7/2020).
Uci mengatakan saat itu tim Damkar tetap menelusuri ke mana ular sanca tersebut pergi. "Di situ kan banyak gorong-gorong dan belukar, intinya nggak ketemu," ucapnya.
Petugas telah mencari hingga radius ratusan meter dari Kali Sektor XII Kencana Loka.
"Kami sudah berusaha mencari di sekitar lokasi, radius mungkin sekitar 100 meteran lebihlah gitu, termasuk di situ bagian atas di bagian kalinya, bagian atas juga, belukar, di semak-semak. Memang belum sepenuhnya bisa lubang itu telusuri, tapi kami upayakan," kata Uci.
Namun ular sanca itu belum ditemukan karena petugas Damkar juga mengalami kendala. Uci mengatakan banyak lubang dan gorong-gorong untuk dicek.
"Kendalanya ya kita areanya, pertama, memang lubang banyak, gorong-gorong juga banyak, buangan air limbah dari rumah tangga dan sebagainya, karena memang daerah perumahan kan," ucap Uci.
Uci menjelaskan bagaimana penanganan saat mendapatkan laporan warga soal adanya ular di permukiman. Uci meminta warga yang melihat keberadaan ular tersebut untuk melaporkan ke petugas Damkar.
Hari pun berganti, pencarian ular sanca dilanjutkan. Uci menuturkan, apabila ular belum juga ditemukan, pihaknya akan membuat spanduk imbauan yang nantinya dipasang di lokasi.
"Nanti akan kami evaluasi dulu. Nanti kan saya juga belum ketemu dengan teman-teman yang malam ada di lapangan seperti apa. (Nanti) apakah dihentikan atau diteruskan (pencarian ular), kami evaluasi dulu. Apakah nanti kita bikin semacam spanduk untuk imbauan atau seperti apa kalau memang di situ sering ada (ular). Artinya, kalau ada (ular) ya sudahlah... jangan diganggu," tuturnya
Berdasarkan informasi yang diperoleh Uci dari warga sekitar lokasi, memang sering ada ular di sana. Namun ular-ular yang muncul selama ini tidak pernah mengganggu.
"Informasinya kan itu tadi warga setempat sering muncul (ular), tapi kan kalau tidak diganggu dia kan juga tidak apa-apa," ujarnya.
Uci mengatakan evaluasi dilakukan hari ini. Dia menyebut pembuatan spanduk imbauan merupakan langkah akhir yang akan ditempuh.
"Nanti kami evaluasi dulu hari ini. Iya, itu yang sederhananya kan begitu (buat spanduk imbauan). Iya kalau nggak ketemu juga," imbuhnya.