Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid mengapresiasi diplomasi yang dilakukan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna H. Laoly ke Serbia. Pasalnya dalam diplomasi tersebut, Yasonna mampu membawa pulang Maria Pauline Lumowa, perempuan pembobol BNI pada tahun 2003 yang telah menjadi buronan pemerintah Indonesia selama 17 tahun.
"Kita beri penghargaan yang tinggi kepada Pak Yasonna yang sukses mengekstradisi buronan pembobol bank yang kabur selama 17 tahun," ujar Jazilul dalam keterangannya, Kamis (9/7/2020).
Lebih lanjut Jazilul mengatakan, waktu perburuan untuk menangkap Pauline termasuk yang sangat lama. Hal ini karena pelaku kejahatan tersebut hidup berpindah-pindah ke Belanda dan Singapura.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait ditangkapnya Pauline, ia berharap nantinya Kemenkumham dapat melakukan langkah yang lebih cepat agar kerugian negara bisa segera diselamatkan. Menurut Gus Jazil, sapaan akrabnya, penangkapan ini merupakan peringatan keras bagi para pelaku pidana lain yang kabur ke luar negeri.
"Negara akan mengejarnya kapan pun dan di mana pun," tegasnya.
Selain itu, dirinya juga mendorong agar buronan kasus skandal BLBI Sjamsul Nursalim agar diperlakukan sama dengan Pauline, yakni dikejar dan ditangkap. "Tangkap Syamsul Nursalim," tandasnya.
Meskipun telah sukses menangkap Pauline, Gus Jazil mengatakan publik masih harus menunggu kesuksesan penangkapan buronan lainnya. "Selamat Pak Yasonna. Kejar yang lainnya," katanya.
Sementara, Yasonna dalam keterangannya mengatakan bahwa pemerintah secara resmi telah menyelesaikan proses penyerahan buronan atas nama Maria Pauline Lumowa dari pemerintah Serbia. Menurutnya, keberhasilan proses ekstradisi tak lepas dari diplomasi hukum dan hubungan baik kedua negara.
"Proses ekstradisi ini menjadi buah manis komitmen pemerintah dalam upaya penegakan hukum yang berjalan panjang," pungkasnya.
(prf/ega)