Ini juga menyangkut kepercayaan publik internasional terhadap penanganan COVID-19 di Indonesia. Pandu khawatir apabila Indonesia tidak membuka semua datanya secara transparan, maka publik internasional akan punya persepsi yang kurang baik tentang Indonesia.
"Kalau kita tidak jujur, maka orang tidak akan pernah percaya dengan Indonesia. Dampaknya ke masyarakat. Buka investasi, orang nggak ada yang mau karena ada Thailand dan Vietnam yang lebih aman. Turisme nggak ada yang mau ke sini. Orang Indonesia mau ke Arab Saudi nggak boleh karena kita dianggap tidak aman," tutur Pandu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dihubungi terpisah, anggota Tim Pakar Gugus Tugas, Dewi Nur Aisyah, menjelaskan angka 11.477 orang meninggal dunia itu disampaikan ke Jokowi sebagai indikator pembuatan zonasi COVID-19.
"Kami tetap mencatat jumlah meninggal dari ODP dan PDP sebagai bagian dari indikator kesehatan masyarakat untuk pemetaan zonasi risiko daerah, meskipun tentu bobotnya jauh lebih kecil dari kematian pada pasien positif COVID-19," kata Dewi.
(dnu/van)