Jokowi: Penurunan Emisi Karbon Harus Konsisten, Hati-hati Musibah Karhutla

Jokowi: Penurunan Emisi Karbon Harus Konsisten, Hati-hati Musibah Karhutla

Tim detikcom - detikNews
Senin, 06 Jul 2020 14:16 WIB
Presiden Jokowi
Presiden Jokowi (Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden)
Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin Indonesia terus menurunkan gas buang atau emisi karbon penyebab pemanasan global. Untuk itu, Jokowi mengingatkan untuk mewaspadai ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Dalam rapat terbatas kelanjutan kerja sama penurunan emisi gas rumah kaca Indonesia-Norwegia, Jokowi mengatakan kerja sama kedua negara untuk menurunkan emisi karbon sudah lama berjalan. Pada 2030, diproyeksikan ada penurunan emisi karbon sebesar 29%.

"Laporan yang saya terima pembicaraan antara Indonesia dan Norwegia untuk menurunkan gas rumah kaca prosesnya sudah cukup panjang, saya kira sudah sejak 2010 dan Indonesia terus berkomitmen untuk terus menurunkan gas rumah kaca sebanyak 26% pada 2020 dan meningkat 29% di tahun 2030," ujar Jokowi yang disiarkan saluran YouTube Sekretariat Presiden, Senin (6/7/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jokowi ingin penurunan emisi karbon harus dilaksanakan dengan konsisten. Terkait ancaman karhutla, Jokowi meminta pelaksanaan pencegahan karhutla terus dijalankan di lapangan.

"Kita harus terus konsisten menjalankan program pemulihan lingkungan untuk menurunkan gas rumah kaca, kemudian juga perlindungan gambut dan percepatan rehabilitasi hutan dan lahan harus terus dilanjutkan dan pada kesempatan yang baik ini saya ingin titip hati-hati kebakaran hutan dan lahan. Ini sudah masuk ke musim panas. Kemudian berbagai upaya lain seperti perlindungan biodiversity yang sudah melekat sebagai upaya perlindungan hutan dan pemulihan habitat harus dipastikan betul-betul jalan di lapangan," ujar Jokowi.

ADVERTISEMENT

Tonton video 'Perintah Jokowi Cegah Karhutla: Jangan Sampai Pontang-panting'

Penurunan emisi GRK Indonesia pada 2016/2017 dilaporkan sebesar 4,8 juta ton CO2eq. Pengajuan resmi dilakukan pada Juni 2019 untuk RBP pertama dari REDD+ dan selanjutnya dilakukan verifikasi sesuai ketentuan MRV.

Setelah verifikasi oleh pihak Norwegia pada 1 November 2019 hingga Maret 2020, didapatkan data penurunan emisi tahun 2016/2017 yang lebih tinggi dari laporan semula, yaitu sebesar 11,2 juta ton CO2 eq.

Beberapa kebijakan Pemerintah RI di bidang lingkungan mampu menekan emisi gas rumah kaca secara signifikan. Atas hasil kerja penurunan gas rumah kaca tersebut, Indonesia diganjar Rp 812 miliar dari pemerintah Norwegia. Duta Besar Indonesia untuk Norwegia Todung Mulya Lubis memuji dukungan Pemerintah Norwegia untuk Indonesia dalam pengurangan emisi karbon.

"Kami menyambut baik pengumuman pembayaran berbasis hasil oleh Menteri Iklim dan Lingkungan Norwegia, Sveinung Rotevatn," ujar Todung sebagaimana dilansir dari Antara, Minggu (5/7).

Halaman 2 dari 2
(dkp/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads