Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menemukan adanya anak-anak yang ikut dalam 'apel ganyang komunis'. Ketua Persaudaraan Alumni (PA) 212 Slamet Ma'arif membantah hal tersebut.
"Saya melihat sendiri peserta apel tidak ada anak-anak," ujar Slamet saat dihubungi, Minggu (5/7/2020).
Slamet menyebut dirinya telah memastikan sendiri terkait ada-tidaknya keterlibatan anak selama acara. Slamet menuturkan bisa saja anak yang dimaksud merupakan warga yang lewat untuk menyaksikan apel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau yang nonton apel kan bisa siapa aja yang lewat," tuturnya.
Slamet juga menuturkan panitia apel telah memberikan arahan terkait tidak melibatkan anak dalam pelaksanaan apel. Arahan ini diberikan dalam bentuk poster yang bertulisan 'Instruksi Panglima LPI'.
Terdapat enam poin instruksi yang diberikan. Yakni jaga ketertiban, jaga kebersihan, jalankan protokol COVID-19, dilarang membawa atau melibatkan anak-anak, jangan terprovokasi selama perjalanan, dan taat pada komando pimpinan.
Diberitakan sebelumnya, acara yang digelar PA 212 dkk disorot KPAI. Sebab, KPAI menemukan adanya anak-anak yang ikut dalam kegiatan itu.
Jasra Putra selaku Komisioner KPAI Bidang Hak Sipil dan Partisipasi Anak mengaku menemukan kehadiran anak dalam aksi itu di Jakarta dan Tangerang. Dia menyayangkan kejadian tersebut.
"Aksi massa yang melibatkan anak dipantau KPAI di dua lokasi, Jakarta dan Tangerang. Dari ribuan peserta yang hadir pada aksi massa di dua lokasi, 15 sampai 20 persen peserta apel akbar adalah anak-anak, artinya sudah kesekian kali anak-anak terlibat aksi tanpa sanksi yang tegas," ujar Jasra dalam keterangan tertulis, Minggu (5/7).
"Di lapangan tampak mulai dari bayi, anak, remaja terlibat dalam aksi tersebut. KPAI menyayangkan keberadaan panitia, orator dan tokoh acara yang berada dalam keteduhan panggung dan anak-anak dalam terik panas," imbuh Jasra.
Tonton video 'Aksi Apel Siaga Tetap Perhatikan Protokol Kesehatan':