Aksi unjuk rasa mahasiswa bersama pedagang kaki lima (PKL) Pasar Mardika, Kota Ambon berakhir ricuh. Massa mencoba masuk ke Balai Kota Ambon untuk menyampaikan aspirasi soal perhatian pemerintah terhadap terdampak kebijakan PSBB dan wabah virus Corona (COVID-19).
Mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) sejajaran Universitas Darussalam yang berdemonstrasi tidak ditemui oleh Wali Kota Ambon, Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy, maupun perwakilan pemerintah. Akhirnya, mereka mencoba masuk ke area balai kota, hingga akhirnya terjadi aksi saling dorong dengan Satpol PP, namun dilerai oleh pihak kepolisian.
Fharudin Tokomadora, penanggung jawab aksi HMI sejajaran Universitas Darussalam mengatakan, ada beberapa poin yang akan disampaikan kepada pihak pemerintah. Salah satunya soal PKL disuruh tutup di masa PSBB tapi belum terima bantuan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"PSBB ini bukan tujuan memutuskan mata rantai COVID, tapi kemudian meresahkan masyarakat, alasan tadi saya sampaikan hak hidup masyarakat itu tidak penuhi. Semestinya sebelum PSBB berlansung Pemerintah harus menyediakan hak hidup masyarakat, " kata Fharudin Tokomadora, di depan kantor Balai Kota Ambon, Kamis (02/7/2020).
Fharudin minta Pemkot Ambon, transparan dalam penggunaan anggaran selama penanganan COVID-19 di Kota Ambon. "Transparansi anggaran, nah sejauh mana transparansi anggaran kepada masyarakat," ujarnya.
(aik/aik)