Kasus positif Corona di Indonesia bertambah 1.624, sehingga total menjadi 59.349. Kini tambahan kasus baru Corona stabil di atas 1.000 selama 10 hari berturut-turut.
Data terkait penanganan perkembangan Corona disampaikan juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto dalam konferensi pers yang disiarkan akun YouTube BNPB, Kamis (2/7/2020). Data dihimpun per pukul 12.00 WIB.
"Dari pemeriksaan ini, kita mendapatkan kasus positif terkonfirmasi 1.624 orang, sehingga akumulasi kasus positif yang kita dapatkan sampai dengan hari ini adalah 59.349 orang," kata Yurianto.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kasus baru Corona pertama kali di atas 1.000 pada 9 Juni dengan angka 1.042 kasus. Setelahnya, kurva kasus positif Corona relatif naik-turun.
Kasus baru Corona juga sempat stabil selama 6 hari berturut-turut pada 15-20 Juni. Namun angka tersebut kembali menurun setelahnya.
Selanjutnya, pada 23 Juni, tambahan kasus baru Corona kembali di atas 1.000. Berikut tambahan kasus baru Corona dalam 10 hari terakhir:
23 Juni: 1.051
24 Juni: 1.113
25 Juni: 1.178
26 Juni: 1.240
27 Juni: 1.385
28 Juni: 1.198
29 Juni: 1.082
30 Juni: 1.293
1 Juli: 1.385
2 Juli: 1.624
Penjelasan Pemerintah
Achmad Yurianto memberikan penjelasan mengenai kasus baru Corona yang memecahkan rekor tertinggi. Yuri mengatakan penambahan kasus ini didapatkan dari penelusuran kontak dan peningkatan jumlah tes terkait spesimen Corona yang dilakukan.
Yuri mengumumkan, pada hari ini ada lebih dari 23 ribu spesimen yang diperiksa. Jumlah spesimen yang diperiksa tersebut juga merupakan capaian tertinggi yang dilakukan pemerintah dalam sehari.
"Kita hari ini melakukan pemeriksaan spesimen sebanyak 23.519, sehingga total spesimen yang kita periksa sampai dengan hari ini adalah 849.155 spesimen," kata Yuri.
Namun Yuri menjelaskan pasien baru Corona tidak selalu dirawat di rumah sakit (RS). Sejumlah pasien ada yang diminta melakukan isolasi mandiri sehingga tidak mempengaruhi tingkat hunian di RS.
"Jika kita lihat kasus positif yang terkonfirmasi, ini setelah kita lakukan analisis berdasarkan tingkat hunian rumah sakit, maka kita lihat bahwa tak ada penambahan signifikan dari jumlah hunian RS. Kita masih bisa mempertahankan tingkat hunian rata-rata nasional di kisaran 55,5 persen. Artinya, baru separuh kapasitas yang digunakan," ungkap Yuri.