Respons Pelaku Usaha soal Pendidikan Vokasi-Dunia Industri Siswa SMK

Respons Pelaku Usaha soal Pendidikan Vokasi-Dunia Industri Siswa SMK

Nurcholis Maarif - detikNews
Rabu, 01 Jul 2020 20:33 WIB
PT Astra Honda Motor menggelar kompetisi 10th Astra Honda Skill Contest (AHSC) for Vocational School 2019. Melalui kontes ini diharapkan lahir Sumber Daya Manusia (SDM) unggul yang siap berkontribusi memajukan pendidikan vokasi dan berkompetisi di dunia industri.
Ilustrasi pendidikan vokasi/Foto: Luthfi Anshori
Jakarta -

'Pernikahan Massal' antara pendidikan vokasi dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mendapat respons dari pelaku industri. Wakil Ketua Komite Tetap Pelatihan Ketenagakerjaan Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Miftahudin mengatakan, kemitraan yang terjalin menjadi kunci agar pendidikan vokasi dapat segera beradaptasi dengan cepatnya perubahan di industri dan dunia kerja.

Miftah menjelaskan bahwa bonus demografi menjadi peluang sekaligus tantangan, baik bagi institusi pendidikan vokasi maupun industri. Menurutnya, dalam waktu 15 tahun ke depan Indonesia setidaknya harus menyiapkan lapangan kerja yang cukup bagi angkatan kerja. Jika tidak, maka jumlah pengangguran baru akan mengalami peningkatan signifikan.

"Maka dari itu link and match menjadi penting. Sekarang mulai kita rumuskan supaya lulusan pendidikan vokasi, seperti SMK bisa match dengan industri. Kita membangun kemitraan untuk menjembatani lulusan SMK dengan dunia kerja," ujar Miftah dalam keterangan tertulis, Rabu (1/7/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami menyambut baik konsep pernikahan yang dirancang Kemendikbud, namun harus pernikahan yang direstui oleh kedua belah pihak," imbuh Miftah.

Hal itu diucapkannya pada sesi talk show Webinar Peluncuran Program Up-skilling dan Re-skilling Guru SMK dan Bantuan Pemerintah Bidang Kemitraan dan Penyelarasan dengan DUDI, Selasa (30/6/2020). Miftah mengatakan strategi yang perlu diselaraskan oleh pendidikan vokasi dengan industri adalah membangun ekosistem kerja sama yang kondusif.

ADVERTISEMENT

Kata Miftah, terutama bagi sektor-sektor industri yang bertransformasi secara pesat, seperti teknologi, informasi, dan komunikasi (TIK), membutuhkan respons yang cepat dalam penyiapan bisnis dan sumber daya manusia (SDM) yang mengisinya. Miftah mengungkapkan dalam hal ini dibutuhkan roadmap transformasi industri dan ekosistem untuk menghadapi setiap perubahan tersebut.

"Laju perubahan setiap industri tidak sama. Maka dari itu, dalam penyiapan SDM perlu juga untuk menguatkan ekosistem pendukungnya. Ekosistem ini bisa dalam bentuk lembaga dan cara kerja. Diharapkan dengan ekosistem yang kondusif, mampu menjawab tantangan di dunia kerja," terangnya.

Miftah juga menjelaskan bahwa saat ini industri membutuhkan lulusan yang memiliki kemampuan untuk belajar (ability to learn). Artinya, para lulusan SMK dituntut untuk bisa beradaptasi dari satu keahlian ke keahlian lainnya.

Kendati demikian, justru kemampuan ini belum secara eksplisit masuk ke dalam kurikulum pembelajaran SMK. Industri biasanya kan mengulik ability to learn melalui wawancara dengan bantuan psikolog.

Menanggapi berbagai tantangan yang dihadapi oleh SMK, Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri Kemendikbud, Ahmad Saufi memaparkan, pihaknya telah membentuk Forum Pengarah Vokasi (FPV) sebagai komitmen untuk membangun ekosistem kemitraan yang baik antara pendidikan vokasi dengan DUDI.

Forum ini beranggotakan para pelaku industri beserta pemangku kepentingan terkait untuk dilibatkan dalam meramu kurikulum berbasis kebutuhan industri hingga pada proses perekrutan lulusan.

"Fungsi untuk membangun ekosistem kerja sama yang kondusif sudah ada di Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan DUDI. Kami diberikan tugas untuk menjadi katalis, menyusun norma, standar, dan kriteria link and match, kemudian menikahkan pendidikan vokasi dengan industri. Kerja sama yang dibangun ini harus berbasis simbiosis mutualisme atau saling menguntungkan," ucap Saufi.

Di sisi lain, Saufi mengingatkan kepada satuan pendidikan vokasi untuk mendukung program kemitraan dan penyelarasan ini dengan cara memberikan ruang sebesar-besarnya kepada anak didik untuk mengembangkan berbagai macam skill.

Para siswa juga diharapkan masuk SMK karena passion-nya, lantaran mereka yang berhasil dan diterima di dunia kerja adalah yang memiliki karakter dan learning skill mumpuni

(prf/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads