Wakil Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) Ria Norsan mengajak semua pihak gotong royong mencegah kebakaran hutan dan lahan. Termasuk dunia perguruan tinggi.
Hal itu disampaikan saat memberikan sambutan dalam webinar yang digelar Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Tanjungpura, Pontianak.
"Kami sangat mengapresiasi inisiatif program yang telah dilakukan Minamas Plantation. Dengan sistem yang baru ini, pencegahan Karhutla tidak lagi dilakukan sendiri-sendiri, melainkan harus dikerjakan bersama-sama dengan keterlibatan semua pihak sehingga bisa optimal," ujar Ria dalam webinar yang digelar pada Selasa (30/6/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Webinar kali itu mengambil tema 'Pencegahan Kebakaran Berbasis Masyarakat Ditengah COVID-19, Persiapan Kalimantan Barat Dalam Menghadapi Musim Kemarau 2020'. Seminar mengundang para pemangku kepentingan di sektor perkebunan yang bertujuan menyinergikan persiapan stakeholders yang terkait dengan perlindungan lingkungan dalam upaya pencegahan karhutla.
"Tujuan kerja sama ini adalah untuk merumuskan pendekatan jangka panjang dalam meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat di sekitar kebun dan berbagi pengalaman tentang best practices dalam sustainable agricultural management tanpa membakar lahan. Seperti program-program yang telah dilakukan oleh Minamas Plantation sebelumnya. Kami berharap program Desa Mandiri Cegah Api (DMCA) ini dapat terlaksana dengan adanya pedoman yang dapat diimplementasikan di lapangan. Hari ini LPPM dan Minamas Plantation telah menggelar diksusi virtual yang memberikan banyak input kepada kami dalam melaksanakan program sesuai dengan pedoman yang nantinya akan kami sosialisasikan," kata Rektor Universitas Tanjungpura, Prof Garuda Wiko.
Dalam kesempatan itu, CEO Minamas Plangation Shamsuddin Muhamad menyatakan pihaknya menerapkan Zero Burning Policy secara ketat di seluruh area operasional. Untuk pencegahan, dibentuk Masyarakat Peduli Api, program Desa Mandiri Cegah Api (DMCA), Guru Peduli Api, dan berbagai inisiatif lainnya. Ada juga Program Guru Peduli Api yang melibatkan setidaknya 662 Guru dan Kepala Sekolah di 60 sekolah di sekitar wilayah operasional Perusahaan serta Program Penghargaan Desa Bebas Api.
"Di bidang penanganan, kami terus berupaya secara intensif melaksanakan berbagai kesiapsiagaan di wilayah operasional kami dengan memonitor titik api setiap harinya, sosialisasi karhutla dengan masyarakat sekitar, hingga pelatihan ataupun simulasi pemadaman api," kata Shamsuddin.
(asp/idn)