Perebutan rekomendasi Partai Golkar di Pilkada Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel), kian panas. Golkar jadi rebutan karena sebagai pemenang pemilu di Maros memiliki tujuh kursi di DPRD Maros sehingga bisa mengusung bakal calon kepala daerah (bacakada) secara tunggal.
Setidaknya ada dua pasang bacakada yang dikaitkan dengan Golkar dalam Pilkada Maros. kedua bacakada tersebut adalah Tajerimin dan Havid Pasha (Tahfidz) serta Sahiruddin dan Nuraini Wahid.
Bukan tanpa alasan rekomendasi partai berlambang pohon beringin itu diincar lebih dari satu cakada. Bahkan, pasangan Sahiruddin dan Nuraini Wahid memasang atribut Golkar di alat peraganya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menanggapi hal itu, Ketua Golkar Maros, Patarai Amir, meminta agar alat peraga yang menggunakan atribut Golkar selain dari pasangan Tahfidz bisa segera diturunkan karena usungan partai Golkar sudah jelas ke pasangan Tahfidz.
"Saran saya, baliho itu bisa diturunkan. Karena sekarang kan sudah jelas siapa yang diusung oleh Golkar dan keputusan ini sudah final. Kami ingin semua pihak bisa legowo dengan keputusan DPP nantinya," kata Patarai Amir saat menggelar jumpa pers, Selasa (30/6/2020).
Pengusungan pasangan Tahfidz ini memang belum secara resmi keluar dari Dewan Pengurus Pusat (DPP) Golkar dalam bentuk surat. Menurut Patarai, dalam waktu dekat pihaknya akan ke DPP untuk menerima surat rekomendasi itu dan akan dilakukan survei pemenangan.
"Dalam waktu dekat ini, kami akan ke DPP untuk menerima rekomendasinya. Nanti akan ada survei yang bukan lagi elektabilitas, tapi survei pemenangan," lanjutnya.
Bakal calon bupati Maros, Tajerimin, menambahkan pihaknya tidak ingin ada konflik internal di kubu Golkar terkait pengusungannya itu. Menurutnya, dinamika saat ini biasa terjadi dalam politik.
"Kami tidak ingin ada musuh. Itu hal biasa dalam konteks politik kalau memang Pak Sahiruddin tidak dapat. Kami ingin merangkul semua, karena kita ingin Golkar menang di Pilkada Maros," ujar Tajerimin.
![]() |
Sementara itu, bacakada yang juga mengklaim akan diusung Golkar, Sahiruddin, mengaku tidak akan menurunkan alat peraga miliknya yang menggunakan atribut Golkar karena telah mendapatkan izin dari pengurus DPP.
"Kami tidak sembarangan main pasang saja. Kami ada izin dari pengurus DPP. Kami akan turunkan jika memang ada suratnya. Lagi pula kan, usungan ke mereka (Tahfidz) itu masih lisan, belum ada secara tertulis dari DPP," kata Sahiruddin.
Sahiruddin menegaskan pihaknya akan menerima dengan legawa jika memang sudah ada surat dari DPP terkait pencalonan yang telah diusung resmi. Ia pun masih optimistis DPP akan menjatuhkan pilihan ke dirinya untuk diusung di Pilkada Maros 2020.
"Iya tentunya akan legowo jika sudah ada hitam di atas putih. Selama tidak ada, ya kami akan tetap berjuang karena kami yakin dan optimis kalau Kamilah yang akan dipilih. Kalaupun tidak, ya itulah realitas politik yang akan kami terima," ujarnya.