Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti menegaskan pentingnya memprioritaskan tiga sektor ketahanan di masa pandemi COVID-19. Ketiga sektor ketahanan tersebut adalah kesehatan, pangan, dan sosial.
Hal ini diungkapkan LaNyalla di depan peserta Rapat Kerja Nasional Virtual PB IKAMI Sulawesi Selatan, Sabtu (27/6/2020). Menurutnya, ketiga sektor ketahanan tersebut merupakan hal yang harus diprioritaskan.
"Inilah sebenarnya tantangan kita. Itulah mengapa saat saya bertemu Presiden Jokowi dalam rangka konsultasi bulan Februari lalu, saya sudah sampaikan kepada Presiden pentingnya memprioritaskan tiga ketahanan ini di Indonesia di masa pandemi," kata LaNyalla dalam keterangan tertulisnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
LaNyalla juga mengatakan, saat ini Indonesia sedang memerlukan seluruh lapisan masyarakat untuk bersatu dalam menghadapi wabah COVID-19. Menurutnya persatuan tersebut juga membutuhkan peran serta mahasiswa dan pelajar Indonesia.
"Termasuk memanggil para mahasiswa dan pelajar, untuk ikut berkiprah dalam menghadapi situasi sulit ini," tutur LaNyalla.
Selain itu dalam salah satu pertemuannya dengan Presiden Jokowi, LaNyalla juga menyampaikan ancaman resesi global yang sudah benar-benar nyata dan bukan wacana. Menurutnya siklus suplai, demand, dan produksi di dunia akan terganggu di masa pandemi ini.
Menurut LaNyalla, Indonesia dan negara di dunia akan kembali ke teori Maslow. Teori tersebut mengenai hirarki kebutuhan manusia dalam bentuk piramida lima tingkat, di mana paling dasar adalah kebutuhan dasar, yaitu kebutuhan fisiologi atau kebutuhan untuk bisa hidup. Dalam hal ini, maka orang akan berpikir dan bertindak untuk bisa makan terlebih dahulu dan melupakan kebutuhan lainnya.
"Artinya belanja masyarakat akan menurun. Disebabkan dua hal. Satu daya beli yang memang merosot karena naiknya tingkat kemiskinan dan rencana belanja serta investasi yang ditahan oleh kelas menengah dan atas. Akibatnya masyarakat dunia, termasuk Indonesia akan kembali ke teori Maslow," ujarnya.
Untuk itu LaNyalla mengatakan Indonesia harus berupaya melakukan percepatan dalam meningkatkan ketahanan tiga sektor tersebut. Tanpa adanya ketahanan pangan, rakyat tidak bisa makan dan kemudian akan mengakibatkan kerusakan di sektor ketahanan sosial.
"Artinya ada sinyal krisis global akibat COVID ini bisa menjalar ke krisis pangan dunia. Kita harus cepat kembali kepada fitrah republik ini sebagai negara agraris dan maritim. Perkuat sektor pangan Indonesia. Saatnya kita semua bersatu padu. Saling bahu membahu. Kita bantu pemerintah menemukan arah yang tepat. Kita bantu percepatannya. Skala prioritas pembangunan dalam konteks penanganan dampak wabah ini harus kita kawal," tegas LaNyalla.
LaNyalla juga mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk menghentikan polemik yang memicu kegaduhan. Dia menegaskan ketahanan sosial juga harus diperkuat.
Tanpa ketahanan sosial, tidak mungkin seluruh masyarakat dapat bersatu membangun ketahanan pangan dan kesehatan. Dia pun mengimbau mahasiswa di IKAMI Sulsel agar dapat menjadi manusia yang unggul dan berakhlak mulia.
"Terakhir, saya ingin menitipkan pesan kepada adik-adik saya, para mahasiswa dan pelajar yang tergabung di IKAMI Sulsel, bahwa Indonesia butuh Sumber Daya Manusia yang unggul. Tetapi juga yang berakhlak mulia dan berbudi pekerti. Jangan lupakan adab dan akhlak. Dan saya titip, generasi muda harus bisa bantu pemerintah," katanya.
Sementara itu Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman mengatakan seluruh elemen masyarakat harus terus mengkampanyekan bagaimana memperketat protap kesehatan. Khususnya terkait penggunaan masker untuk proteksi diri, keluarga dan orang di sekitar.
"Saya di sini, walaupun di dalam mobil saya tetap menggunakan masker, karena bertemu dengan orang daerah. Ini sebagai bukti komitmen kami untuk menjadi contoh bagi masyarakat agar selalu memperhatikan protokol kesehatan," ujar Andi.