Kualitas udara di Jakarta pada pagi ini tidak sehat. Jakarta juga menempati urutan kedua di antara kota-kota besar di dunia dengan polusi udara tinggi.
Diilihat detikcom dari situs iqair.com, Jumat (26/6/2020), indeks kualitas udara di Jakarta berada di angka 156. Tingkat polusi udara disebut tidak sehat dengan polutan utama PM2.5. Data ini diperbarui terakhir pada pukul 11.11 WIB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Jika dibandingkan dengan kota-kota besar di dunia, polusi udara di Jakarta menempati urutan kedua. Di posisi pertama yaitu Lahore, Pakistan dengan angka 168. Sedangkan di posisi ketiga yaitu Johannesburg dengan angka 152.
Namun jika dibandingkan dengan kota-kota di Indonesia, Jakarta berada di urutan keempat. Di posisi pertama ada Bekasi dengan indeks kualitas udara di angka 171, Bandung di posisi kedua dengan angka 161 dan Surabaya dengan angka 161.
![]() |
Pada pukul 09.06 WIB, kualitas udara di Jakarta sempat berada di angka 186. Jakarta berada di posisi pertama dengan polusi udara tertinggi di dunia disusul Kabul 168 dan Lahore 163.
![]() |
Pada pagi tadi, sejumlah warga juga mengeluhkan kondisi udara Jakarta di media sosial. Berdasarkan pantauan detikcom, udara di Jakarta seolah berkabut. Langit juga tampak abu.
Sementara itu, Kepala Bidang Informasi Kualitas Udara BMKG Rahmatulloh Adji membeberkan mengenai data pemantauan selama masa PSBB transisi. Dia mengatakan ada peningkatan konsentrasi PM10 atau konsentrasi partikulat di Jakarta.
"Kondisi kualitas udara dari hasil pemantauan peralatan PM10 di BMKG Kemayoran Jakarta RataΒ² konsentrasi partikulat selama 2 dasaharian dilaksanakannya PSBB Transisi (5 Juni - 25 Juni 2020) dibanding dengan masa PSBB, terjadi peningkatan 51% konsentrasi PM10 di Jakarta, dari rataΒ² 45 mikron menjadi 68 mikron di 20 hari terakhir periode PSBB Transisi ini," ujar Adji.