8 Instruksi Jokowi di Surabaya Saat Kunjungan Kerja Perdana Selama Corona

Round-Up

8 Instruksi Jokowi di Surabaya Saat Kunjungan Kerja Perdana Selama Corona

Hestiana Dharmastuti - detikNews
Kamis, 25 Jun 2020 21:02 WIB
Presiden Jokowi bertolak ke Jawa Timur.
Presiden Jokowi saat bertolak ke Jawa Timur. (Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden)
Surabaya -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau penanggulangan virus Corona (COVID-19) di Jawa Timur. Jokowi memberikan sejumlah instruksi.

Dari keterangan tertulis Setpres, Jokowi bertolak dari Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (25/6/2020). Presiden dan rombongan lepas landas sekitar pukul 08.15 WIB menggunakan Pesawat Kepresidenan Indonesia-1.

Setiba di Bandar Udara Internasional Juanda, Kabupaten Sidoarjo, Jokowi akan langsung menuju Posko Penanganan dan Penanggulangan COVID-19 Jawa Timur di Gedung Negara Grahadi, Surabaya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hari ini Bapak Presiden akan melakukan kunjungan kerja ke dua lokasi. Yang pertama adalah Surabaya itu melihat Gugus Tugas Penanganan COVID-19 dan tentunya di sana nanti Bapak Presiden akan memberikan arahan terkait dengan peningkatan kondisi COVID-19," kata Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono di Halim Perdanakusuma.

Setelah meninjau Posko Penanganan COVID-19, Jokowi dijadwalkan kembali ke Bandara Internasional Juanda untuk kemudian lepas landas menuju Bandara Internasional Banyuwangi, Kabupaten Banyuwangi.

ADVERTISEMENT

Dalam kunjungan perdananya selama masa pandemi Corona, Jokowi memberikan terkait penanganan COVID-19 di Surabaya, Jawa Timur, mulai penanganan kesehatan hingga ekonomi selama pandemi COVID-19.

Berikut ini 8 instruksi Jokowi di Surabaya saat kunjungan kerja perdana selama Corona:


Miliki Perasaan yang Sama soal Corona

Jokowi mengingatkan semua pihak memiliki perasaan yang sama bahwa Indonesia tengah terdampak virus Corona, baik secara kesehatan maupun ekonomi. Jokowi tidak ingin masih ada masyarakat yang tidak peka akan situasi.

"Saya ingin mengingatkan pada kita semuanya agar memiliki sebuah perasaan yang sama bahwa kita menghadapi krisis kesehatan dan juga sekaligus ekonomi. Perasaannya harus sama. Jangan sampai ada yang masih memiliki perasaan kita normal-normal saja. Berbahaya sekali," kata Jokowi.

Jokowi mengatakan, tidak hanya Indonesia yang terdampak virus Corona. Melainkan sebanyak 215 negara di dunia juga terdampak.

Sekali lagi, saya minta memiliki perasaan yang sama bahwa kita sekarang berada pada posisi krisis kesehatan dan ditambah dengan ekonomi sehingga kita ajak masyarakat sama agar memiliki perasaan sama bahwa kita memiliki masalah urusan COVID," kata Jokowi.

Jokowi tidak ingin ada perilaku masyarakat yang tidak peka akan situasi pandemi, seperti tidak memakai masker, tidak mencuci tangan selepas kegiatan, dan masih berkerumun.

"Jangan sampai ada masyarakat yang memiliki perasaan yang normal-normal saja sehingga ke mana-mana tidak pakai masker, lupa cuci tangan sehabis kegiatan, masih berkerumun di kerumunan tidak perlu. Ini yang harus terus kita ingatkan," tegasnya.

Sekali lagi, saya minta memiliki perasaan yang sama bahwa kita sekarang berada pada posisi krisis kesehatan dan ditambah dengan ekonomi sehingga kita ajak masyarakat sama agar memiliki perasaan sama bahwa kita memiliki masalah urusan COVID," kata Jokowi.

Jokowi tidak ingin ada perilaku masyarakat yang tidak peka akan situasi pandemi. Seperti tidak memakai masker, tidak mencuci tangan selepas kegiatan, dan masih berkerumun.

"Jangan sampai ada masyarakat yang memiliki perasaan yang normal-normal saja sehingga ke mana-mana tidak pakai masker, lupa cuci tangan sehabis kegiatan, masih berkerumun di kerumunan tidak perlu. Ini yang harus terus kita ingatkan," tegasnya.


Krisis Ekonomi Global Benar-benar Nyata

Jokowi mengatakan krisis ekonomi global akibat pandemi virus Corona adalah nyata. Jokowi mengatakan semua negara pun terkena dampak krisis itu.

"Kemarin saya mendapat informasi bahwa krisis ekonomi global itu benar-benar nyata, ada bener dan semua merasakan," kata Jokowi.

Jokowi menuturkan IMF bahkan memprediksi pertumbuhan ekonomi negara besar menurun tajam. Misalnya, Amerika yang pertumbuhan ekonominya diprediksi menurun hingga -8.

"IMF menyampaikan memprediksi bahwa tahun 2020 Amerika akan pertumbuhan ekonominya akan -8. Jepang akan -5,8 persen. Inggris akan -10,2 persen, Prancis akan -12,5 persen, Italia akan -12,28 persen, Spanyol akan -12,8 persen, Jerman -7,5 persen," tuturnya.

"Artinya apa, demand tadi akan terganggu. Kalau demand terganggu supply-nya akan terganggu. Kalau supply-nya terganggu, artinya produksi juga akan terganggu. Artinya, demand supply produksi semuanya rusak dan terganggu," sambung Jokowi.

Karena itu, Jokowi pun meminta seluruh masyarakat memahami kondisi ini. Bahwa pandemi COVID-19 tak hanya berdampak terhadap kesehatan, tapi juga pada ekonomi.

"Inilah yang harus kita ketahui bersama. Bahwa kita dalam proses mengendalikan COVID urusan kesehatan tapi kita juga memiliki masalah yang lain, yaitu urusan ekonomi. Indonesia 1,5 bulan yang lalu, saya telepon pada managing director-nya IMF, Ibu Kristalina bahwa betul-betul dunia global pada posisi krisis ekonomi yang tidak mudah, yang lebih berat dari depresi besar tahun 1930," tutur Jokowi.


Pengendalian Corona di Jatim 2 Minggu

Jokowi mewanti-wanti Jawa Timur agar berhati-hati terhadap angka penyebaran virus Corona. Angka COVID-19 tertinggi di Indonesia. Jokowi memerintahkan agar pengendalian COVID-19 dilakukan selama dua pekan.

"Angka positif yang terkena COVID di Jawa Timur ini 183. Ini kemarin ya. Ini terbanyak di Indonesia. Hati-hati, ini terbanyak di Indonesia," kata Jokowi.

Angka 183 yang disebut Jokowi adalah angka kasus baru COVID-19 yang terbaru di Jawa Timur. Namun ada optimisme dari Jawa Timur. Jokowi menyampaikan data berdasarkan keterangan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.

"Tetapi juga yang menumbuhkan optimisme kita, angka kesembuhannya juga berada di posisi yang lumayan yaitu 31%," kata Jokowi.

Supaya angka kasus COVID-19 di Jawa Timur turun, pengendalian harus dilakukan. Jokowi memerintahkan pengendalian dalam waktu dua pekan, secara bersama-sama dan terintegrasi.

"Saya minta dalam waktu dua minggu ini pengendalian betul-betul kita lakukan bersama-sama dan terintegrasi dari semua unit orang yang kita miliki di sini," kata Jokowi.

Satu Manajemen Penanganan Corona

Jokowi menyebut Surabaya Raya menjadi daerah dengan angka penyebaran virus Corona tertinggi di Indonesia. Untuk itu, Jokowi meminta agar Surabaya Raya dapat dijaga dan dikendalikan.

"Saya lihat memang yang paling tinggi adalah di Surabaya Raya. Ini adalah wilayah aglomerasi yang harus dijaga terlebih dahulu, dikendalikan terlebih dahulu," kata Jokowi.

Jokowi mengatakan perlu diterapkan satu manajemen penanganan Corona di Surabaya dan daerah-daerah di sekitarnya. Arus keluar-masuk warga perlu diatur secara komprehensif.

"Nggak bisa Surabaya sendiri nggak bisa. Gresik harus dalam satu manajemen, Sidoarjo harus dalam satu manajemen, dan kota/kabupaten yang lain," kata Jokowi.

"Karena arus mobilitas itu yang keluar masuk adalah bukan hanya dari Surabaya, tapi daerah juga ikut berpengaruh terhadap naik dan turunnya angka COVID ini," sambungnya.

Jokowi juga mengatakan dirinya telah meminta Pangkogobwilhan II membantu penanganan. Salah satunya melakukan sinergi antar-rumah sakit.

"Hari ini saya sudah meminta pada Pangkogobwilhan II untuk membantu secara penuh, terutama dalam mensinergikan, menangani langsung rumah sakit darurat dan mensinergikan dengan rumah sakit-rumah sakit rujukan," kata Jokowi.

Menurutnya, sinergi rumah sakit ini perlu dilakukan agar tidak terjadi penumpukan di satu rumah sakit.

"Dipilahkan mana yang berat mana yang ringan, penempatannya di rumah sakit yang mana. Sehingga semuanya tidak masuk dalam satu titik dan tidak dipisah-pisahkan dan tidak menumpuk pasien itu di satu rumah sakit sementara yang lain masih banyak yang kosong," pungkasnya.


Gas Rem saat Krisis Ekonomi Harus Seimbang

Jokowi mengingatkan kepala daerah untuk mengambil keputusan yang seimbang dalam menangani krisis COVID-19. Aspek kesehatan dan ekonomi harus sama-sama diperhatikan.

Jokowi menceritakan perbincangannya dengan Managing Director IMF Kristalina Georgieva pada 1,5 bulan lalu. Kristalina menyampaikan bahwa dunia dalam kondisi krisis ekonomi yang tidak mudah.

"Oleh sebab itu dalam mengelola manajemen krisis ini, rem dan gas harus benar-benar seimbang," kata Jokowi saat memberikan pengarahan di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (25/6/2020).

"Tidak bisa kita gas di urusan ekonomi tapi kesehatannya menjadi terabaikan. Tidak bisa juga kita konsentrasi penuh di urusan kesehatan, tapi ekonomi menjadi sangat terganggu," sambungnya.

Hal ini selalu disampaikan Jokowi dalam arahannya kepada kepala daerah. Dia mengatakan menjaga keseimbangan antara aspek kesehatan dan ekonomi di tengah krisis COVID-19 memang tak mudah.

"Gas dan rem ini saya selalu sampaikan ke gubernur, bupati, walikota ini harus pas betul. Ada balance, ada keseimbangan, sehingga semua dapat dikerjakan dalam waktu yang bersamaan. Inilah sulitnya saat ini," ungkap Jokowi.

Daerah Siapkan Dana Stimulus Ekonomi di APBD

Jokowi meminta kepala daerah menyiapkan anggaran stimulus ekonomi guna meredam dampak pandemi virus Corona. Jokowi meminta anggaran stimulus ekonomi dimasukkan ke APBD.

"Kemudian, yang ketiga yang berkaitan dengan stimulus ekonomi. APBD juga harus berpikiran masuk ke sini. Dari nasional, pusat ada, tapi kalau dari daerah juga ada ini akan jauh lebih baik," kata Jokowi.

Selain itu, Jokowi meminta belanja APBD dipercepat. Hal itu, kata dia, dilakukan agar percepatan pertumbuhan ekonomi dapat terjadi.

"Selain menyiapkan anggaran untuk stimulus ekonomi di APBD, saya juga minta yang berkaitan dengan belanja APBD ini dipercepat. Baik belanja modal, belanja barang itu segera dilakukan agar terjadi percepatan pertumbuhan di tingkat masyarakat," ujarnya.

Lebih lanjut, Jokowi juga meminta kepala daerah memantau penyaluran bantuan sosial. Dia meminta jangan sampai ada masyarakat yang membutuhkan tidak mendapatkan bansos.

"Untuk bupati dan wali kota, selain urusan kesehatan, juga saya minta untuk dipantau, dilihat yang berkaitan dengan bansos. Jangan sampai ada yang tercecer. Kalau ada yang tercecer tolong diatasi oleh provinsi gubernur atau oleh wali kota atau oleh bupati di tingkat kabupaten. Sehingga masyarakat yang memerlukan bantuan betul-betul bisa mendapatkan," tutur Jokowi.


Pakai Masker hingga Hindari Kerumunan

Jokowi menegaskan bahwa saat ini Indonesia tengah menghadapi krisis kesehatan dan ekonomi dalam pandemi COVID-19 . Jokowi mengingatkan agar masyarakat senantiasa mengikuti protokol kesehatan jika keluar rumah.

"Sekali lagi saya minta kita memiliki perasaan yang sama bahwa kita sekarang berada pada posisi krisis kesehatan itu dan ditambah dengan ekonomi," ujar Jokowi saat melakukan kunjungan kerja ke Surabaya, Kamis (25/6/2020).

Jokowi mengajak agar masyarakat memiliki perasaan yang sama dalam menghadapi COVID-19. Dia menyebut fokus pemerintah saat ini adalah penganan masalah COVID.

"Sehingga kita mengajak masyarakat juga sama agar memiliki perasaan yang sama bahwa kita masih memiliki sebuah masalah yaitu urusan COVID ini," imbuhnya.

Dengan demikian, Jokowi berharap masyarakat senantiasa mengenakan masker dan rajin mencuci tangan serta tidak berkerumun apabila kegiatan itu tidak perlu dilakukan.

"Jangan sampai ada masyarakat yang memiliki perasaan yang masih normal-normal saja sehingga ke mana-mana tidak pakai masker, lupa cuci tangan sehabis kegiatan, masih berkerumun di dalam kerumunan-kerumunan yang tidak perlu. Ini yang terus harus kita ingatkan," ungkapnya.


Dunia 10 Juta Kasus Corona, Kita Jangan Terseret

Jokowi mengatakan hampir 10 juta penduduk dunia telah terinfeksi virus Corona (COVID-19). Presiden Jokowi meminta kepala daerah menyiapkan langkah antisipasi agar tidak terjadi lonjakan kasus Corona di Tanah Air.

"Saya juga minta agar disiapkan plan A, plan B, plan C, agar kita siaga dalam menghadapi situasi yang tidak terduga, hati-hati!" kata Jokowi.

Jokowi menyebut kasus infeksi Corona secara global hampir mencapai angka 10 juta kasus positif. Sehingga dia meminta kepada daerah untuk waspada menghadapi situasi yang tidak terduga agar tidak terjadi lonjakan kasus yang besar.

"Informasi yang saya terima tadi pagi dunia sudah mendekati 10 juta kasus positif, hati-hati! Kita tidak ingin ikut terseret pada angka-angka yang besar. Oleh sebab itu perlu kita terus siaga menghadapi situasi yang tidak terduga," ucapnya.

Lebih lanjut, Jokowi meminta ada perhitungan yang tepat dalam menghadapi pandemi ini. Seperti menyiapkan fasilitas kesehatan hingga sumber daya manusia (SDM).

"Kalkulasi semuanya, hitung semuanya, siapkan antisipasi semuanya, baik yang namanya rumah sakit darurat, kebutuhan SDM, kebutuhan tepat tidur, tempat tidur untuk isolasi, baik di rumah sakit darurat lapangan, maupun rumah sakit rujukan, betul-betul disiapkan," kata dia.

Halaman 8 dari 9
(aan/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads