Memet, seorang pedagang bakso yang menjadi korban penganiayaan tersebut, mengatakan salah seorang pemuda yang menganiaya dirinya memang kerap datang meminta bakso gratis di warung tempatnya berjualan. Sehari sebelum kejadian, dia sempat datang dan diberi bakso gratis oleh ayah Memet.
"Kebetulan sore itu bapak saya yang jaga warung. Orang itu memesan bakso, lalu bapak saya memberikan bakso tersebut tanpa bayaran," kata Memet saat ditemui di warung miliknya di Kemaraya, Kendari, Selasa (23/6/2020).
Selang beberapa jam setelah diberi bakso gratis, pemuda itu datang kembali dan meminta bakso gratis. Memet, yang saat itu menjaga warung baksonya, menolak memberi gratis dan meminta pemuda tersebut membayar.
"Dia (pelaku) datang dengan cara memaksa. Awalnya tidak mau bayar, dia bicara sambil menggertak. Setelah saya bicara agak keras, dia mau bayar, tapi dia tidak mau ambil baksonya, lalu kemudian dia pergi," jelasnya.
Ternyata pria tersebut hanya pergi sebentar lalu datang lagi bersama satu temannya.
"Datang mendekati saya langsung memukul, dua orang pukul. Tidak terima, langsung saya balas memukul sampai dua orang itu kabur dari warung," ujarnya.
Dikatakannya, peristiwa seperti itu bukan pertama kali terjadi. Pemalakan dan kekerasan, kata dia, sudah sering terjadi di warung.
"Saya sudah laporkan kejadian ini ke Polsek Kemaraya. Saya luka pada bagian bibir akibat dianiaya dua pria itu," imbuhnya.
Kapolsek Kemaraya Iptu Muhammad Ridwan mengaku sudah menerima laporan itu. "Pemilik warung melaporkan bahwa didatangi dua preman dengan melakukan tindakan penganiayaan. Kasus ini masih kita selidiki dan mencari pelakunya," katanya. (nvl/nvl)