Pelajaran dari Penulis Humor Gus Dur yang Dipersoalkan

Round-Up

Pelajaran dari Penulis Humor Gus Dur yang Dipersoalkan

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 20 Jun 2020 09:07 WIB
Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono
Foto: dok. Divisi Humas Polri
Jakarta -

Polri mengatakan sikap Polres Sula yang terlalu reaktif menanggapi postingan warga di media sosial menjadi pelajaran. Ke depan, Polri berharap jajarannya memahami betul hal yang hendak dipermasalahkan, sebelum mengambil sikap.

"Tentunya pelajaran yang dapat dipetik untuk Polres Sula dan juga jajaran lainnya, jangan terlalu reaktif terhadap apa yang di-posting di media sosial. Harus pahami betul konteksnya," kata Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono saat dihubungi detikcom, Jumat (19/6/2020).

Sebagaimana diketahui, Polres Sula memanggil seorang warga berinisial IS karena memposting kalimat 'Hanya ada tiga polisi jujur di Indonesia: Patung polisi, polisi tidur, dan Jenderal Hoegeng'. Padahal kalimat itu adalah kutipan guyonan Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski begitu, pihak Polres Sula tetap meminta IS untuk menyampaikan permintaan maaf secara terbuka. Pihak polres bahkan mengundang wartawan untuk meliput permintaan maaf IS.

Tindakan Polres Sula ini disorot berbagai pihak. Sikap Polres Sula juga disayangkan banyak pihak, tak terkecuali Polri sendiri.

ADVERTISEMENT

"Harus dipelajari bahwa jika apa yang di-posting suatu kritik membangun. Jadi harus dipahami betul," ucap Argo.

Tonton juga 'Mengenang Politik Kemanusiaan Ala Gus Dur':

[Gambas:Video 20detik]

Polri telah memastikan tak ada proses hukum yang dikenakan kepada IS. Polri meluruskan sikap polres karena salah penafsiran.

"Tidak ada BAP, tidak ada kasus. Penafsiran anggota reserse ini seolah-olah ada sesuatu antara dia dan institusi kemudian dipanggil dan diklarifikasi," tutur Argo.

Pada kesempatan berbeda, Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Awi Setiyono juga angkat suara. Sikap Polres Sula dinilai menciderai selera humor.

"Saya sampaikan ke Polda Malut, terutama Polres Kepulauan Sula, coba jangan terlalu reaktif dalam menyikapi sesuatu. Jangan mencederai sesuatu yang hanya candaan saja langsung ditanggapi dengan serius," kata Awi, seperti dilansir Antara, Kamis (18/6).

Menurut Awi, pihaknya telah melakukan konfirmasi kepada Polda Maluku Utara terkait pemanggilan IS. Awi mengatakan warga tersebut telah menjelaskan bahwa candaan itu tidak dimaksudkan untuk menghina institusi atau pihak lain.

"Konfirmasi ke Kabid Humasnya apa yang terjadi, yang terjadi memang ada anggota Polres Kepsul yang lihat di FB (Facebook), ada seseorang mengunggah terkait dengan candaannya Gus Dur. Dari hasil wawancara, dia (terlapor) tidak bermaksud menghina institusi atau siapa pun terkait dengan candaan itu," ujarnya.

Menanggapi apa yang dilakukan anak buahnya, Kapolda Maluku Utara (Malut) Irjen Rikwanto mengaku telah melayangkan teguran. Rikwanto juga telah memberikan wejangan agar para penyidik lebih cermat dalam mencerna konten media sosial.

"Jadi saya tegur sudah. Kemudian kita berikan juga arahan untuk lebih teliti lagi dalam mencermati informasi yang beredar di masyarakat, terutama di media sosial," kata Rikwanto kepada wartawan di Mapolda Maluku Utara, Kamis sore.

Rikwanto menegaskan kalimat candaan Gus Dur tak masuk kategori materi yang harus diperkarakan. Dia pun mengatakan perbuatan IS mengunggah kalimat itu tak perlu disikapi serius.

"Itu bukan masalah. Yang ditayangkan oleh Mas Ismail itu bukan masalah dan bukan masuk kategori yang perlu diatensi oleh kepolisian," jelas mantan Wakapolda Kalimantan Tengah (Kalteng) ini.

Halaman 2 dari 2
(aud/maa)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads