Lembaga survei KedaiKOPI merilis sebuah survei terkait tokoh alternatif yang berpotensi menjadi pemimpin Indonesia. Ada delapan nama yang dipaparkan.
Survei bertajuk 'Menanti Tokoh Alternatif Indonesia' itu dipaparkan dalam webinar pada Kamis (18/6/2020). Survei ini dilakukan pada 1-10 Juni 2020 secara online dengan dengan responden yang tersebar di 35 provinsi. Total terdapat 1.200 responden yang memiliki hak untuk memilih.
Ada delapan tokoh yang dipaparkan dalam survei. Responden ditanya terkait tokoh kesukaan dan nama Susi Pudjiastuti menduduki posisi teratas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tokoh kesukaan yang paling disukai itu Susi Pudjiastuti 24,6%, kedua Anies Baswedan 20,1% untuk kepala daerah, dan Ridwan Kamil di posisi ketiga 15,4%," kata Direktur Eksekutif Lembaga Survei KedaiKOPI, Kunto Adi Wibowo, dalam webinar, Kamis (18/6/2020).
Berikut hasilnya:
Susi Pudjiastuti: 24,6%
Anies Baswedan: 20,1%
Ridwan Kamil: 15,4%
Tri Rismaharini: 14,7%
Sri Mulyani: 10,1%
Andi Amran Sulaiman: 8,7%
Khofifah Indar Parawansa: 4,1%
Rizal Ramli: 2,3%
Kunto mengatakan kemunculan nama itu didapatkan berdasarkan sistem big data dengan Google Trend. Kunto menyebut Anies menjadi yang terbanyak dicari di mesin pencarian Google.
"Kenapa nama-nama ini muncul, kita mencoba memadukannya dengan big data, ini hasil dari Google Trend. Kami cari nama-nama tersebut, ini kami bandingkan nama-nama kepala daerah, dan Anies dominan di Google Trend. Jadi orang banyak nyari tentang Anies terkait dengan pemberitaan di media-media, yang membuat orang pengin tahu apa sih yang dilakukan Anies Baswedan," ujarnya.
Lebih lanjut, analis komunikasi politik Hendri Satrio menilai ada tantangan untuk kepala daerah saat menatap Pilpres 2024. Masa jabatan mereka akan habis sebelum 2024 sehingga mereka tidak akan punya panggung lagi.
"Pemilu 2024 akan membuat pemimpin daerah kesulitan menjaga elektabilitas, maksimal sampai 2023, jadi Anies selesai 2022. Kalau tanpa panggung politik, itu akan berat sekali, apalagi Anies bukan kader dari partai, yang dari kader saja kesulitan," katanya.
Hendri mengatakan pemimpin alternatif itu akan berpotensi diduduki oleh anggota DPR, menteri, hingga ketua umum partai. Itu karena mereka memiliki panggung dan elektabilitas yang masih berjalan.
"Yang sampai 2024 itu punya panggung politik, ketum partai bisa, menteri bisa, juga wapres kalau mau. Selain itu, anggota DPR, dia mampu juga, orang DPR itu punya panggung politik sampai 2024, jadi pemimpin alternatif itu masih banyak, dan kemungkinan besar akan ada nama kepala daerah lain yang muncul," ujarnya.