Kasat Reskrim Polres Pinrang AKP Dharma Negara mengungkapkan, Sanima dengan ayah kandung korban menikah sama-sama dengan status janda dan duda. Keduanya masing-masing telah memiliki anak dari pasangan sebelumnya.
"Ini kan duda sama janda ini ceritanya, sama-sama nikah. Mereka juga sama-sama punya anak. Jadi anaknya pelaku ini tidak diterima dengan baik oleh ayah korban," kata Dharma kepada detikcom, Rabu (17/6/202).
Menurut keterangan pelaku ke penyidik, pelaku kesal lantaran suaminya tidak menghargai keberadaan anak pelaku. Kekesalan itulah yang akhirnya kerap dilampiaskan kepada MT, putri kandung suaminya.
"Jadi merasa ada beda perlakuan, jadi merasa kesal, jengkel," ujarnya.
Selain itu, kata Dharma, ayah kandung korban pernah meminta pelaku membawa anak pelaku ke mantan suaminya. Perlakuan itulah yang diduga membuat kekesalan pelaku memuncak dan akhirnya menusuk dada anak tirinya hingga lemas dan tewas saat suaminya tidak berada di rumah.
"Kan anak pelaku ini ada kelainan, terus suaminya ini disuruh kembalikan ke suami yang lama, supaya dioperasi lah. Mungkin di situ pelaku merasa, kenapa kok mentang-mentang anak saya ini ada kelainan, tidak diperhatikan," terang Dharma.
Sebelumnya diberitakan, penganiayaan terjadi pada Selasa (16/6). Ayah korban langsung pulang usai menerima kabar kematian MT dari seorang tetangganya yang merupakan bidan.
"Pas sampai di rumah, ayahnya mendapati korban dengan beberapa luka di bagian tubuhnya," kata Dharma.
Karena luka tersebut, ayah MT, yang bernama Herman, langsung melaporkan kejadian ini ke polisi. Sanima pun diamankan polisi untuk keperluan pengembangan kasus.
"Selanjutnya, personel bersama tim medis melakukan pemeriksaan bagian tubuh korban dan terdapat beberapa luka, masing-masing luka lebam pada dada, luka gigitan pada dagu, luka lebam pada perut, serta luka lebam pada punggung," ujar Dharma. (nvl/nvl)