Menlu Sebut RI Komunikasi dengan Norwegia dan China Kembangkan Vaksin COVID

Menlu Sebut RI Komunikasi dengan Norwegia dan China Kembangkan Vaksin COVID

Rahel Narda Chaterine - detikNews
Jumat, 12 Jun 2020 13:47 WIB
Menlu Retno Marsudi terima kunjungan Menlu Jepang Toshimitsu Motegi. Pertemuan itu membahas kerja sama Indonesia-Jepang khususnya di bidang investasi di Natuna.
Menlu Retno Marsudi (Agung Pambudhy/detikcom)
Jakarta -

Beberapa negara di dunia masih terus mengembangkan vaksin terkait virus Corona (COVID-19). Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menyebut Indonesia menerapkan dua strategi dalam proses pengadaan vaksin COVID-19.

"Untuk Indonesia kita mengambil 2 strategi sekaligus untuk pengembangan vaksin. Pertama adalah membangun resiliensi dengan cara pengembangan vaksin secara mandiri. Yang harus digarisbawahi, mandiri. Ini sekarang sudah mulai kita rintis dan ke depannya tidak hanya dapat memproduksi vaksin secara mandiri tetapi kita perlu juga berjuang untuk kemandirian industri obat-obatan," kata Retno dalam diskusi virtual bertema 'Tren Geopolitik Dunia di Tengah COVID-19' pada Jumat (12/6/2020).

Retno mengatakan strategi kedua adalah kerja sama dengan pihak lain dalam proses pengadaan vaksin. Dia menjelaskan saat ini Indonesia telah melakukan kerja sama dengan beberapa pihak, dua diantaranya Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI), yang berbasis di Norwegia, dan Sinopec, yang berbasis di China.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nah kita sudah menghubungi beberapa pihak. Antara lain yang saya sebutkan adalah dengan CEPI, saya lupa CEPI itu singkatannya apa tapi basisnya ada di Norwegia. Nah CEPI ini memang vaksin yang jenisnya rekayasa genetik. Sementara itu, kita juga sedang menjalin komunikasi dengan Sinopec dari Tiongkok. Beberapa yang lainnya tentunya ada. Tapi yang menonjol yang 2 itu yang sedang kita lakukan saat ini," ujar Retno.

Selain itu, Retno menyoroti dampak COVID-19 pada sektor ekonomi di lingkup internasional. Menurutnya, tahun depan akan menjadi momen bagi negara-negara untuk mulai membangkitkan bidang perekonomian.

"Untuk tahun depan, misalnya, akan diwarnai upaya negara untuk mulai bangkit menggerakkan ekonominya tetapi tentunya dengan sangat hati-hati dan terus memperhatikan protokol kesehatan," ujar Retno.

Lebih lanjut Retno menuturkan banyak negara sudah mulai kembali membuka sektor perekonomiannya secara bertahap. Pembukaan sektor ekonomi ini, menurut Retno, tetap menerapkan protokol kesehatan terkait COVID-19.

"Hampir semua negara saat ini sudah mulai membuka ekonominya secara gradual dengan terus memberlakukan protokol kesehatan untuk mencegah kemungkinan atau potensi munculnya gelombang kedua dari penyebaran virus ini," tutur Retno.

Retno juga mengatakan dua hal yang penting di masa pandemi ini adalah kerja sama dan kolaborasi. Menurutnya, tanpa kedua hal itu, akan sulit bagi sebuah negara bertahan dalam menghadapi pandemi COVID-19.

"Di saat sulit seperti ini, sebenarnya kunci yang penting adalah kerja sama dan kolaborasi. Beberapa pengamat mengatakan bahwa what is killing us is not connection but it is connection without cooperation. Hubungan ada tapi kerja sama kok kelihatan tiba-tiba nggak ada. Jadi kunci kerja sama dan kolaborasi sangat penting artinya," ungkap Retno.

Halaman 2 dari 2
(lir/lir)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads