Sederet Laporan Terbaru Ketua Gugus Tugas ke Jokowi

Round-Up

Sederet Laporan Terbaru Ketua Gugus Tugas ke Jokowi

Hestiana Dharmastuti - detikNews
Rabu, 10 Jun 2020 21:02 WIB
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo mendampingi Presiden Jokowi di kantornya.
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo (Lukas/Biro Pers Sekretariat Presiden)
Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi kantor Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19. Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo melaporkan sejumlah perkembangan.

Jokowi tiba di kantor gugus tugas yang berlokasi di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta Timur, Rabu (10/6/2020), pukul 11.10 WIB. Jokowi mengenakan kemeja putih dan masker.

Jokowi memantau ruang kerja kantor Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19. Di ruangan ini terlihat peta densitas sebaran kasus virus Corona di Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam kesempatan itu, Doni kemudian memaparkan kondisi terkini terkait penyebaran COVID-19) di hadapan Presiden Jokowi.

Menurut Doni, penanganan saat ini tidak bisa hanya mengandalkan sektor kesehatan. Doni menekankan kekuatan bangsa berupa gotong royong untuk penanganan COVID-19.

ADVERTISEMENT

Berikut ini poin-poin laporan terbaru gugus tugas ke Jokowi:


1 Dokter Paru Harus Layani 130 Ribu Warga

Doni mengungkapkan kekuatan tenaga medis di Indonesia terbatas dalam menangani kasus virus Corona. Salah satunya, dokter paru di Indonesia hanya berjumlah 2.000 orang.

"Mengingat kalau kita hanya mengandalkan kesehatan semata, kekuatan kita terbatas, dokter paru yang ada di negara kita jumlahnya kurang dari 2.000 orang artinya 1 orang dokter paru harus melayani lebih dari 130 ribu warga negara kita, sehingga kami titikberatkan pada upaya pencegahan," ujar Doni.

Untuk itulah, Doni menekankan kekuatan bangsa berupa gotong royong untuk penanganan COVID-19. Doni pun memaparkan mengenai upaya pencegahan COVID-19 yang akan dilakukan dari pusat hingga ke daerah.

"Satu hal lagi yang menjadi ujung tombak kita adalah rantai komando Bapak Presiden dari pemerintah pusat Bapak Presiden sampai ke tingkat RT/RW Bapak Presiden untuk bisa melakukan perubahan perilaku," ujar Doni.

"Kalau kita mampu mengubah perilaku masyarakat, maka upaya kita pencegahan adalah langkah yang terbaik. Kalau toh memang ada yang sakit sebagaimana disampaikan Bapak Menteri Kesehatan ke Bapak Presiden hanya untuk masyarakat yang sakit berat dan kritis saja. Kemudian targetnya adalah masyarakat yang sehat harus tetap kita pertahankan sehat selalu, yang kurang sehat menjadi sehat, dan yang sakit sebagaimana Bapak Presiden perintahkan harus bisa kita obati sampai sembuh," imbuh Doni.

Doni pun mengatakan tim gugus tugas dari pusat hingga daerah akan bekerja sesuai dengan tahapan. Dia menekankan mengenai arahan Jokowi tentang kehati-hatian.

"Oleh karenanya, tahapan-tahapan ini Bapak Presiden harus kita lakukan secara hati-hati, setiap rapat kabinet terbatas Bapak Presiden selalu menekankan kehati-hatian, nah langkah-langkah inilah yang kami lakukan secara paralel," kata Doni.

"Karena apa? Karena ternyata jumlah masyarakat yang kehilangan pekerjaan juga semakin banyak, jadi kami mencoba untuk merangkum, merumuskan sebuah program sehingga paralel agar tidak terpapar COVID, tetapi juga tidak terpapar PHK," sambungnya.


44% Kabupaten/Kota Risiko Rendah Corona


Doni mengatakan belum sampai 50 persen wilayah di Indonesia yang memiliki risiko rendah penularan COVID-19.

"Kemudian hasil yang kita lihat sekarang ada 44 persen wilayah kabupaten/kota secara nasional dari 514 kabupaten/kota yang statusnya risiko rendah dan aman, yaitu warna kuning dan warna hijau," ujar Doni.

Doni turut menyampaikan tahapan-tahapan kebijakan yang dikeluarkan pemerintah. Menurut Doni, prinsip kehati-hatian menjadi yang utama berdasarkan dengan kondisi di lapangan sebelum kebijakan dikeluarkan.

"Ini tahapan-tahapan Bapak Presiden yang sudah kita lakukan, mulai dari daerah yang tidak ada kasus, kemudian 9 sektor di ekonomi yang risikonya sangat rendah, kemudian daerah yang risikonya juga rendah, warna kuning," kata Doni.

"Adapun pendidikan, karena risikonya tinggi adalah bagian terakhir yang nantinya kita jadikan sebagai program Bapak Presiden," imbuhnya.

Doni juga menyampaikan mengenai kebijakan-kebijakan pemerintah yang memiliki dampak lebih luas. Salah satunya, disebut Doni, mengenai kebijakan ekonomi saat pandemi virus corona yang berimbas pada kekuatan nilai mata uang rupiah.

"Kemudian setelah sektor ekonomi kita sampaikan ke publik maka kita lihat ada hal yang positif rupiah langsung menguat Bapak Presiden dan juga menurut Gubernur Bank Indonesia, cadangan devisa kita tetap berada di atas Rp 130 miliar dan salah satu kajian dari Politico salah satu lembaga menempatkan Indonesia pada posisi yang relatif cukup bagus," kata Doni.

"Nah inilah yang sekarang kita jaga, momentum ini, ada beberapa daerah mengalami peningkatan tetapi kita yakin pembagian tugas antara pusat dan daerah sudah semakin baik dan kami sesuai perintah Bapak Presiden daerah-daerah yang relatif berisiko tinggi tetap kami kawal," imbuhnya.

Halaman 2 dari 3
(aan/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads