Ketua DPRD Kota Makassar Rudianto Lallo mengingatkan warga untuk tidak termakan hoax alias berita bohong terkait rapid test virus Corona (COVID-19). Dia meminta jajaran camat, lurah, hingga RT-RW di Makassar terus memahamkan warga yang sudah termakan hoax dan membuat gerakan menolak rapid test.
"Ketika tiba-tiba ada isu (hoax rapid test) ini memang tugas pemerintah yang harus banyak turun mensosialisasikan, khususnya perangkat kelurahan, hingga perangkat paling bawah RT-RW mensosialisasikan bahwa tidak betul kabar bohong itu. Supaya tidak ada miskomunikasi atau misinformasi," ujar Rudi kepada detikcom di Makassar, Senin (8/6/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Gerakan warga di Makassar menolak rapid test mulai terjadi sejak Sabtu (6/6) lalu dengan memasang spanduk bertuliskan penolakan terhadap rapid test dan memblokir jalan. Padahal, menurut Rudi, Pemkot Makassar saat ini masih fokus menggelar rapid test di sejumlah tempat umum seperti pasar dan mall, itu pun di lokasi yang ditemukn kasus positif Corona.
"Kita imbau kepada warga tidak terprovokasi oleh orang-orang yang mau mengambil keuntungan dari isu-isu hoax. Karena sejauh ini setau saya memang dari awal bahwa rapid test itu belum untuk masuk di lorong-lorong, setahu saya selama ini pemerintah menggelar rapid test di tempat keramaian dan sesuai dengan protokol kesehatan, itu seperti mal, pasar," paparnya.
Terlebih, Rudi menegaskan rapid test yang masif digelar Pemkot Makassar dalam rangka mendeteksi dan memutus mata rantai penyebaran virus Corona (COVID-19).
"Ini kan pemerintah bekerja (memutus mata rantai Corona) dikira tidak bekerja, pemerintah bekerja disalahkan. Di sini kan jadinya buah simalakama. Padahal sebenarnya pemerintah adalah semata-mata untuk memutus mata rantai penyebaran virus Corona tadi, ini kenapa ada program rapid test tadi," katanya.
Menurutnya, saat ini rapid test menjadi salah satu cara deteksi awal penyebaran virus Corona. Untuk itu, dia kembali menegaskan agar jajaran camat, lurah, hingga RT-RW memahamkan warga akan pentingnya rapid test.
"Mereka ini mengedukasi masyarakat untuk senantiasa menjalankan aktivitas dengan protokol kesehatan, tidak terprovokasi dengan isu-isu hoax dan tidak mudah menerima informasi yang menyesatkan kalau belum datang dari pemerintah," paparnya.
Sebelumnya diberitakan, sejumlah warga di Kota Makassar menolak rapid test atau tes cepat virus Corona (COVID-19) yang akan dilakukan pemerintah daerah. Warga khawatir dinyatakan positif COVID-19.
"Kita khawatir rapid test karena biasa tidak COVID ji tapi divonis COVID. Baru di sini banyak lansia, jadi kami tolak," ujar salah seorang warga Kelurahan Ballaparang, Makassar, Arul, saat ditemui di lokasi rumahnya.
(nvl/idh)